Rabu, 13 Mei 2015

Bebaskan Film Hot, Rezim Jokowi Rusak Moral Bangsa

Bebaskan Film Hot, Rezim Jokowi
Rusak Moral Bangsa


intelijen - Pemerintah melalui Badan Ekonomi Kreatif akan
merusak moral bangsa bila
membebaskan film hot di
Indonesia.

“Kalau membebaskan film hot
dengan alasan kebebasan maupun
jika disensor akan menganggu
jalan cerita, justru akan merusak
moral bangsa,” kata pengamat
budaya Muthoifin kepada intelijen, Rabu (25/2).

Menurut Muthoifin, tugas negara
itu mendidik rakyatnya agar tidak
terjerumus pada kerusakan moral.

‘Film hot apapun namanya
sangat merusak bangsa. Beberapa
sinetron di televisi maupun acara
gosip itu racun bagi orang-orang
di rumah. Sekarang ini perlu
pengawasan terhadap anak yang menonton televisi,” papar
alumni doktor ilmu pendidikan
Islam Universitas Islam Ibnu
Khaldun Bogor ini.

Muthoifin mengingatkan kepada
Jokowi yang mempunyai jargon
Revolusi Mental agar lebih
memperbanyak acara-acara yang
berkualitas di televisi.

“Jokowi tidak bisa membiarkan
begitu saja televisi meracuni anak-
anak dengan acara yang tidak
mendidik,” jelasnya.

Sebagaimana diberitakan berbagai
media, Kepala Badan Ekonomi
Kreatif Triawan Munaf
menyampaikan wacana
penghapusan Lembaga Sensor
Film dan kemudian digantikan dengan sistem peringkat (rating).
Hal itu dinyatakannya saat Diskusi
Kebijakan dan Langkah Strategis
Dalam Pengembangan Industri
Unggulan Nasional yang
berlangsung Selasa (24/2) di Kampus UI.

“Jadi kalau filmnya hot, ditanya
saja penontonnya usia berapa dan
ditetapkan usia berapa yang boleh
masuk. Kalau film bagus dan
dipotong, jalan ceritanya jadi
aneh,” kata Triawan.

Menurutnya dengan sistem rating
ini, diharapkan industri akan lebih
ketat dalam mengawasi film yang
beredar.


Sumber:http://www.intelijen.co.id/
Ketua Ganyang Ahok: Tingkah
Polah Ahok Cerminan Gaya
Komunis


intelijen – Gaya otoriter Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok) dalam
menghadapi DPRD DKI menjadi
bukti bahwa Ahok tidak mau
dikontrol oleh lembaga legislatif.

Pendapat itu disampaikan Ketua
‘Ganyang Ahok’, Alfian
Tanjung, kepada intelijen (06/03).
“Wataknya Ahok itu otoriter.
Ahok tidak mau dikontrol DPRD
DKI, makanya ia mencoba mendelegitimasi DPRD DKI
Jakarta,” kata Alfian Tanjung.

Tokoh masyarakat Jakarta yang
juga Pimpinan Taruna Muslim ini
menyerukan agar Ahok segera
dilengserkan dari kursi Gubernur
DKI. Ahok banyak melakukan
tindakan tidak terpuji, salah satunya menindas bawahan.

“Ahok harus lengser. Ahok
arogan terhadap bawahan. Lihat
saja para PNS di DKI, diintimidasi
sama Ahok. Namanya juga
bawahan ya pasti takut,” papar
Alfian.

Menurut Alfian, tingkah laku Ahok
mencerminkan gaya komunis
yang suka menindas dan tidak
mau dikontrol pihak lain. “Ahok
itu seperti pejabat di Cina Daratan,
komunis dan memperkaya diri sendiri. Media pendukungnya
selalu memujinya walaupun
mengeluarkan kata-kata kasar,”
ungkap Alfian.

Alfian mengingatkan kepada Ahok
dan pendukungnya, bahwa rakyat
Jakarta tidak akan berdiam
dengan kelakuan Ahok yang telah
mencederai rakyat kecil. “Rakyat
Jakarta akan berontak meminta Ahok segera turun dari jabatan,”
pungkas Alfian.


Sumber:http://www.intelijen.co.id/

Mafia Cina Manfaatkan Jokowi
Kuasai Indonesia


intelijen - Mafia Persaudaraan Cina Indonesia itu sudah
merencanakan menguasai republik
ini sudah lama.

“Beberapa kasus masa lalu bisa
dilihat. Ketika masa Sriwijaya
tahun 500-an, orang-orang Cina
yang belajar agama Budha,
mereka mendapati Nusantara itu
sebagai Tanah Harapan,” ungkap aktivis politik Sri Bintang
Pamungkas dalam pernyataan
kepada intelijen, Minggu (19/4).

Menurut Sri Bintang, nafsu dari
orang Cina terutama dari Utara
tidak luntur untuk menguasai
Nusantara.

“Mereka mulai masuk tanpa
tentara, dalam jumlah besar
bersamaan dengan runtuhnya
Majapahit, bersamaan dengan
masuknya Belanda dan Portugis.
Islam itu masuk karena Majaphit sendiri dengan perdagangan
lautnya mencapai Hadramaut dan
Gujarat,” ujar Sri Bintang.

Sri Bintang mengatakan, Jokowi
sendiri merupakan keturunan Cina
dan ini sangat menguntungkan
pengusaha keturunan menguasi
Indonesia.

“Jokowi punya adik kandung asli
Cina di RRC yang bernama Wi Yo
Fang. Saya bisa menambahkan
ketika dia pertamakali jadi
walikota, ada seorang Cina asal
Semarang yang ingin bertemu sama Jokowi tetapi nggak berhasil,
sehingga dia ngoceh dimuat di
Solo Pos,” pungkas.


 
Sumber:http://www.intelijen.co.id/

Legalkan Prostitusi dan Miras,
Saatnya Umat Islam dan DPRD
Menurunkan Ahok


JAKARTA (voa-islam.com) - Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang akan melegalkan prostitusi dengan melokalisir disebuah tempat dan memberikan sertifikasi Pekerja Seks Komersil (PSK) ditentang keras banyak kalangan.
Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain mengatakan, kalau Gubernur DKI Jakarta Ahok ngotot melegalkan prostisusi yang melanggar undang-undang perdagangan manusia dan membuat toko miras maka sudah waktunya DPRD dan umat Islam menurunkan Ahok dari posisi Gubernur.
“Ahok wajib diturunkan dari jabatan gubernur kalau melegalkan prostitusi. Tidak pantas ada gubernur yang bermoral rendah di negara Pancasila ini,” ujarnya Rabu, (29/4).
Di tempat terpisah, anggota DPRD dari Fraksi PKS Tubagus Arif mengatakan, meskipun Jakarta termasuk kota besar di dunia, namun tidak mesti semuanya bisa bebas. Indonesia, khususnya Jakarta masih menghormati adat istiadat, nilai-nilai agama yang dijunjung tinggi sebagai pilar dari Pancasila itu sendiri.
“Ada sila pertama Pancasila yang harus kita pegang dan hormati bersama, dengan itu seharusnya pemprov DKI tidak mengeluarkan ide-ide yang kontroversi seperti melegalkan prostitusi. Ini bertentangan dengan seluruh agama dan untuk urusan ini semua agama jelas melarang,” ujarnya.
Tubagus menilai, pemprov DKI meniadakan lembaga-lembaga keagamaan dan tokoh agama di Jakarta untuk diajak berdiskusi pada isu yang dampak buruknya langsung diterima masyarakat.
 




 
 

 
Sumber:http://m.voa-islam.org/
Penangkapan Novel Baswedan,
Picu Penggulingan Jokowi


intelijen - Penangkapan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) Novel Baswedan bisa
memicu penggulingan terhadap
Presiden Jokowi.

“Janji Jokowi untuk memperkuat
KPK ternyata tidak betul. Sebagai
kepala negara Jokowi seolah-olah
membiarkan saja polisi
menangkap penyidik KPK,” kata
pengamat politik Muslim Arbi kepada intelijen, Jumat (1/5).

Menurut Muslim, pernyataan
Presiden Jokowi yang meminta
Kapolri untuk tidak menahan
Novel Baswedan tetapi
membiarkan proses hukum seperti
dagelan.

“Jokowi itu membiarkan Novel
Baswedan diperiksa kasus
hukumnya. Harusnya sebagai
kepala negara dan pemerintahan,
Jokowi bisa meminta Novel
dibebaskan kasus hukum karena penuh rekayasa dan bernuansa
politik,” ujar Muslim.

Kata Muslim, kelompok menengah
ke atas maupun LSM sudah melihat
Jokowi tidak punya itikad yang
baik dalam pemberantasan
korupsi.

“Jokowi tidak punya komitmen
dalam pemberantasan korupsi.
Jokowi hanya retorika saja,” jelas
Muslim.

Muslim melihat akan ada gerakan
penggulingan terhadadap Jokowi
dari rakyat maupun kelas
menengah ke atas. “Rakyat
sudah bosan dengan kebohongan
yang sering diucapkan Jokowi,” pungkas Muslim.


Sumber:http://www.intelijen.co.id/Cerita humor menemani santap siang
PEJABAT TERTINGGI

Suatu saat P.Joko Widodo
melakukan kerja blusukan, walau
pun sudah menjadi Presiden RI. Saat
berangkat blusukan, beliau sendiri
yang mengemudikan mobil pribadi ESEMKA. Bukan mobil dinas.
Kebetulan pihak Polres Jakarta Utara
sedang melakukan pemeriksaan
gabungan. Maka dicegatlah mobil
P.Jokowi oleh petugas polisi
berpangkat Brigadir.

Brigadir : “Selamat siang Pak.
Mohon maaf kami mau periksa SIM
dan surat-surat mobil Bapak”

JKW : “Silakan”, sambil
menyerahkan SIM A dan STNK mobil
ESEMKA.

Brigadir kaget bukan kepalang saat
tahu bahwa si pengemudinya
karena sering tayang di TV-TV.
Kemudian melaporkan ke
Komandannya yang berpangkat
Kapten.

Brigadir : “Lapor Komandan. Saya
telah memeriksa mobil dan
pengemudi PEJABAT TINGGI”

Komandan : “Maksud mu
Walikota? Tetap jalankan tugas mu
secara profesional”

Brigadir : “Siap Dan. Jalankan
tugas dengan profesional. Tapi
bukan Walikota yang saya
periksa”


Komandan : “Gubernur, atau
DPRD atau Pangdam?”

Brigadir : “Siap Dan. Bukan semua
yang Komandan sebutkan”

Komandan : “Lantas siapa pejabat
tinggi itu, Presiden?”

Brigadir : “Siap Dan. Kayaknya
PEJABAT SANGAT TINGGI. Sopirnya saja Bapak Jokowi”

Komandan : “Oh iya kalau yang
itu, PEJABAT SANGAT TINGGI.
Mungkin PEJABAT YANG SANGAT
TERTINGGI di negeri kita ini. Bapak
Jokowi itu kan cuma PETUGAS PARTAI”.
Jokowi Sengaja Obok-obok KPK dan
Sok Jadi Pahlawan


intelijen - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sengaja melemahkan KPK
dengan penangkapan penyidik
lembaga antirasuah itu Novel
Baswedan.

“Jokowi sedang memainkan
sandiwaranya. Ia sengaja obok-
obok dan akhirnya jadi pahlawan.
Itu sudah terbaca,” kata
pengamat politik Ahmad Yazid
kepada intelijen, Jumat (1/5).

Menurut Yazid, Jokowi itu dalam
mengelola negara seperti bermain
sinetron atau film di mana ia
menjadi peran utama dan harus
populer.

“Jokowi pemain watak. Makanya
ia tidak mau ada juru bicara agar
selalu muncul di media. Walaupun
kemunculannya kadang-kadang
bikin pusing rakyat,” jelas Yazid.

Kata Yazid, selama ini, Jokowi
merasa yakin dalam mengelola
negara itu dengan caranya sendiri.

“Lihat saja, ia memberikan
pernyataan salah terkait utang
IMF. Padahal salah. Jokowi cuek
saja. Baginya yang terpenting
populer dan masuk media,”
pungkas Yazid.


Sumber:http://www.intelijen.co.id/
PKS tolak rencana Ahok bikin
tempat prostitusi


Merdeka.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menolak keras rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang berencana melegalkan prostitusi di sebuah Apartemen di Jakarta. PKS mengecam keras wacana yang dilontarkan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tersebut.
"Ada sila pertama Pancasila yang harus kita pegang dan hormati bersama, dengan itu seharusnya pemprov DKI tidak mengeluarkan ide-ide yang kontroversi, karena ini akan bertentangan dengan seluruh agama dan untuk urusan ini semua agama jelas melarang," kata Anggota Legislatif Jakarta Fraksi PKS, Tubagus Arif di Gedung DPRD, Kebon Sirih Jakarta, Selasa (28/4).
Tubagus menilai, wacana Ahok tersebut tak menghargai lembaga keagamaan dan tokoh agama yang berada di Jakarta. Dia menyebut ide Ahok yang mau membuat legalisasi prostitusi sangat liar.
Sumber:http://m.merdeka.com/
"waduoh.. Mentang2 yg mau punya hajatan presiden"

Pantaskah pakai APBN untuk
perbaikan jalan rumah pribadi
Jokowi?


Merdeka.com - Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) mendesak Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menjelaskan ihwal pemakaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diperuntukkan memperbaiki jalan rusak di sekitar kediaman pribadi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Solo. Transparansi penggunaan APBN tersebut dinilai FITRA agar tidak terjadi salah persepsi di tengah masyrakat.
"Kalau bisa sih Pemda harus informasikan publik itu dana APBN mana. Ini kan untuk akuntabilitas publik harus informasi dana APBN mana," ujar Sekjen FITRA Yenny Sucipto saat dihubungi merdeka.com, Jumat (1/5).
Yenny menduga ada kemungkinan APBN yang digunakan untuk perbaikan jalan itu merupakan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang penggunaannya menjadi wewenang Pemda. "Memang dari APBN tapi bisa melalui DAK. Yang harus dicek itu apakah dari DAK. Kalau itu memang ada untuk infrastruktur. Kan tanggung jawab pemerintah daerah memakai DAK itu. Apakah untuk jalan atau untuk apa," tuturnya.
"Kalau jalan di sekitar jalanan Jokowi itu temen-temen Pemda yang alokasikan itu, bisa gunakan pakai dana APBN itu melalui DAK atau DAU. Atau dana penyesuaian," ucapnya.
Meski demikian, tambah Yenny, pihaknya tetap mendesak Wali Kota Solo menjelaskan anggaran yang dialokasikan untuk perbaikan jalan di sekitar kediaman Jokowi tersebut.
"Apakah DAK, DAU atau dana penyesuaian yang diberikan ke Pemda," tandasnya.
Sebelumnya, Rudyatmo mengungkapkan jika dana perbaikan jalan rusak di sekitar kediaman pribadi Jokowi bakal diambil melalui APBN.
"Duitnya dari APBN, makanya nanti Pak Menteri kita ajak ke sana untuk melihat kondisinya.Sekalian ngadep pak Presiden," ucapnya.

Sumber:http://m.merdeka.com/

Kabareskrim beri sinyal bakal
periksa Jokowi soal kasus UPS


Merdeka.com - Kabareskrim Polri, Komjen Pol Budi Waseso mendatangi Balai Kota untuk meminta izin Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama memeriksa beberapa staf ahli pemprov DKI soal kasus pengadaan uninterruptible power supply (UPS) pada APBD DKI 2014. Selain itu, Budi Waseso menegaskan tidak menutup kemungkinan untuk meminta keterangan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Artinya kami lihat yang terjadi sekarang dan akan lihat ke belakang. Kami masih periksa yang 2014 yang masih kami tangani. Tidak menutup kemungkinan kami lihat yang di 2013," kata Budi di Balai Kota, Jakarta, Senin (4/5).
Budi menegaskan akan meminta keterangan Presiden Jokowi dalam kapasitasnya sebagai mantan gubernur DKI. Hal itu demi mempercepat membongkar kasus tersebut.
"Ya kami juga akan minta Bapak (Jokowi), saat dia jadi gubernur," tegas Budi.
Namun ketika ditanya oleh awak media kapan dilakukan pemanggilan terhadap Presiden Jokowi, Budi mengatakan belum saatnya karena masih dalam pemeriksaan saksi yang sekarang.
"Ya belum lah. Kami panggil yang sekarang dulu. Seberapa persen kemungkinan kami lihat dulu yang ada," pungkas dia.
 
Sumber:http://m.merdeka.com/Mi ayam diduga berisi buntut
tikus di Bandung dijual Rp 5.500


Merdeka.com - Temuan menjijikkan dialami Imas Dyanti. Wanita yang memakan mi ayam di kawasan Gempol, Kota Bandung menemukan buntut ekor tikus dalam semangkuk minya.
Imas menyebarkan pengalaman buruknya di jejaring sosial Facebook. Berikut dengan foto menjijikkan tersebut. Banyak netizen resah atas unggahan status itu.
Merdeka.com, mencoba menelusuri kebenaran informasi tersebut Senin (4/5). Penjual dalam kedainya menjual beragam makanan berbahan daging ayam. Ada mi ayam, mi bakso dan soto ayam.
"Mi ayamnya Rp 5.500 satu porsi," kata penjual yang seorang perempuan paruh baya tersebut.
Dia tidak mau terbuka ihwal usaha makanannya yang sudah buka sekitar empat tahun lalu. Saat coba dikorek perihal usahanya, penjual mi ayam tersebut banyak terdiam. Bahkan untuk melihat muka saja tidak mau.
"Iya," jawab ibu saat ditanya tempat makannya sedang sepi.
Salah satu pekerja di sekitar kedai menyebut, bahwa kedai mi ayam biasanya ramai diserbu karyawan PT Kahatex.
"Biasanya ramainya ketika jam pulang karyawan sekitar jam satu," terang pekerja di lokasi.
Ihwal informasi mi ayam yang menggegerkan jagad Facebook dia tidak mengetahui. Tapi dia tak menampik banyak yang menanyakan kebenaran tersebut belakangan ini.
"Beberapa ada yang nanya ke saya. Tapi saya engga tahu, karena memang engga pernah makan ke situ," ungkap pria yang enggan disebut namanya.
Pedagang sekitar juga yang menjual macam makanan ringan belum mengetahui kebenaran adanya dugaan daging minya berasal dari tikus. "Engga tahu ya. Selama ini baik-baik saja," jelasnya.
Tapi dia memang cukup mencurigai karena harga yang ditawarkan cukup miring.
"Kalau harga segitu (Rp 5.500) miring banget. Soalnya daerah lain menjual minimal Rp 7.500," ungkapnya.
Polisi masih belum mendapatkan informasi tersebut. Pihaknya masih menyelidiki. "Kita dalami dulu," kata Kasatnarkoba Polrestabes Bandung AKBP Nugroho Arianto.

Sumber:http://m.merdeka.com/

Sebutkan satu saja kelakuan Jokowi yang 'Katanya' pro-Rakyat?


Ini Dia Daftar Kebohongan Jokowi

intelijen – Saat kampanye Pilpres 2014, Joko Widodo
mengungkapkan sejumlah janji
jika terpilih menjadi Presiden RI.
Kini, janji-janji Jokowi itu ditagih.
Pengurus Ikatan Alumni Ilmu
Politik IISIP Jakarta, M.A. Hailuki, membeberkan janji-janji Jokowi
saat Pilpres dan fakta setelah
Jokowi berkuasa.

Hailuki menyoal janji Jokowi soal
jabatan menteri. Dua bulan
sebelum Pilpres 2014, Presiden
Jokowi secara lantang berteriak
bahwa koalisi politik yang akan
dibangunnya tanpa pembagian jatah kursi menteri.

“Saya menduga Jokowi akan
mencari titik temu antara
meritokrasi dan otokrasi,
realitanya Jokowi menjadikan
kursi menteri sebagai jatah
koalisi,” tegas Hailuki dalam keterangannya kepada intelijen
(04/05).

Menurut Hailuki, janji Jokowi
membuat kabinet yang ramping
dan profesional terpatahkan oleh
Kabinet Kerja yang ternyata tetap
gemuk dan berwarna politik,
bahkan posisi Jaksa Agung, sebuah posisi yang diduduki pejabat non
parpol selama era Susilo Bambang
Yudhoyono, kini malah diberikan
kepada kader parpol.

“Terkait kebijakan Presiden
Jokowi meminta menteri tidak
aktif dalam jabatan struktural di
partai politik terbantahkan oleh
fenomena Menko Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Puan
Maharani yang masih tercatat aktif
sebagai petinggi PDIP,” ungkap
Hailuki.

Selain itu, Hailuki mengatakan,
janji politik Jokowi untuk
menyetop impor beras dan sapi
pun tidak atau belum ditepati.
Dapat dipahami bahwa tidak ada
rentang waktu yang Jokowi sampaikan untuk mewujudkan
janjinya itu, namun realitanya saat
ini di bawah kepemimpinannya,
Indonesia masih impor beras dan
sapi.

“Yang tersegar terkait hutang
adalah, rezim Jokowi sesumbar
memilih ekonomi berdikari
sebagaimana amanat Trisakti Bung
Karno dengan cara enggan
menambah hutang luar negeri, namun realitanya Indonesia tetap
berhutang baik bilateral kepada
negara donor, maupun
multilateral kepada lembaga
keuangan internasional,” papar
Hailuki.

Lanjut Hailuki, dalam kebijakan
kenaikan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM) pun, Jokowi lain
lisan dan perbuatan. “Sebelum
jadi Presiden, dia mengatakan
harga BBM yang mahal memberatkan rakyat, namun
setelah menduduki Istana, Jokowi
malah menaikkan harga BBM,”
pungkas Hailuki.


Sumber:http://www.intelijen.co.id/
Jokowi: "Indonesia berhutang banyak di IMF" (Senin, 27 April 2015)
SBY: "Indonesia sudah lunas sejak 2006" (Selasa, 28 April 2015 Pagi)
Menteri Jokowi (termasuk media dan pendukungnya) bilang: "Indonesia masih punya hutang. Diam-diam SBY berhutang kepada IMF di tahun 2009". (Selasa, 28 April 2015 Sore)
IMF bilang: "Indonesia sudah lunas hutangnya. Yg disebutkan itu namanya fasilitas Special Drawing Right (SDR) yang dialokasikan ke setiap negara anggota IMF. IMF mengalokasikan SDR untuk semua negara anggota sesuai dengan kuota masing-masing di IMF." (Rabu, 29 April 2015)
Krik krik... krik krik... *suasana hening...
***
Sederhananya begini biar Pembela Pendusta mengerti, itu alokasi hutang. Bahasa kerennya, stand by loan. Jika dipakai maka jadi hutang, jika tidak dipakai elu yg bayar... Bagaimana? Hehehhe...

Moral of the story:
- Jangan berdusta.
- Dusta yg satu akan ditutupi dengan dusta yg lainnya.
- Dan, pendusta hanya akan dibela oleh sesama pendusta.
Walaupun jokowi banyak yg MENGHUJAT ... tetapi dia
mempunyai SEGUDANG PRESTASI yg patut dibanggakan.
=
- kolom agama di KTP blh dikosongkan
- harga BBM naik saat harga minyak dunia turun
- kabinetnya diisi petugas partai, bkn orng2 ahli
- lulusan SMP lagi bertato blh jd menteri
- harga sembako melambung tinggi
- tarif listrik & kereta api melesat
- gas elpiji 3kg langka lagi mahal
- freeport diem2 udh deal perpanjangan kontrak
- esemka diganti proton jd mobil nasinonal
- kabinet ramping tinggl memori
- PPP dihancurin, Golkar udh nyusul
- KPK dihancurkan & pejabatnya diganti orang2 mreka
- status tersangka korupsi blh dibatalkan
- lembaga2 hukum diisi orng2 mreka
- korupsi BLBI & bus Karatan dilupakan
- 30 negara msuk indonesia bebas visa
- impor dari china ditingkatkan
- buruh di indonesia dilelang di forum apec
- tim sukses dpt jatah tender & posisi penting di
pemerintahan
- tol laut tenggelam di dasar laut
- banjir & macet gak tuntas2, dulu ngremehin
- yg pke kaos tauhid lngsng ditangkap dituduh isis,
putri indonesia pke kaos palu arit malah diapresiasi
- syiah udh brani menyerang kampung aswaja
- begal merajalela
- rupiah tembus angka 13rb / dollar
- eksekusi duo Bali nine tunda terus byk alasan
- bagi2 traktor gratis tp ditarik lagi
- katanya sederhana,, tp mobil kepresidenan berharga
7Milyaran...
- Koar"in Eksekusi, tapi gak ada bukti...
- Jurus terbaik, ngeles dan nyalahin org lain...
..
..
..
..
..
..
Semoga para Penyembahnya, sadar dan terbuka Hati dan Pikirannya,
utk kembali kedalam kejujuran tanpa ada Kibul"an dan Pencitraan Kosong tanpa Bukti...
Tommy Soeharto Semprot Ahok:
Anda Itu Siapa? Itu Otak Apa Tahu?


intelijen – Putra mendiang Presiden Soeharto, Hutomo
Mandala Putra (Tommy Soeharto)
kembali mengecam kebijakan
Gubernur DKI Jakarta, Basuki
Tjahaja Purnama (Ahok). Kali ini
Tommy menyoal perintah Ahok yang meminta PLN tidak mengaliri
listrik di kawasan tanah negara
yang didiami warga.

“Statement Pemimpin DKI yang
mengatakan rakyat miskin liar,
rakyat miskin nyolong listrik, itu
kata-kata yang seharusnya keluar
dari mulut penjajah,” tulis
Tommy di akun Twitter @HutomoMP_9.

Tommy juga meminta Ahok ingat
warga DKI yang mendukung Ahok
dalam Pilkada DKI. “Sebelum
mengatakan warga miskin DKI liar
dan nyolong, coba berpikir dahulu
orang yang mendukung Anda nyolong di negara ini apa
tidak??” tulis @HutomoMP_9.

@HutomoMP_9 juga berkicau:
“Itu Otak Apa Tahu??..Memimpin
jangan semau gue, jangan Asal
Asbun, warga kurang mampu
jangan terus di tekan, Anda itu
siapa? Warga mana?”

Diberitakan sebelumnya, Gubernur
DKI Jakarta Basuki T Purnama
meminta jajaran direksi PT
Perusahaan Listrik Negara (PT PLN)
Distribusi Jakarta Raya dan
Tangerang agar kawasan yang menduduki tanah negara tidak
dialiri listrik.

“PLN yang disampaikan GM baru,
mau kerjasama dengan kota
kawasan-kawasan yang
menduduki tanah negara jangan
kasih listrik, mereka (katakan)
siap,” kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta
Pusat, Selasa (05/05).


Sumber:http://www.intelijen.co.id/
Fadli Zon: Sebentar Lagi Akan Ada Gerakan Massal
intelijen - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyebut tidak lama lagi akan ada suatu gerakan yang melibatkan orang banyak terkait situasi politik saat ini yang tidak kondusif. Wakil Ketua Dewan Perwakilan ini juga menyebut jalannya pemerintahan Presiden Joko Widodo bakal mengalami gangguan.
Fadli mengatakan hal tersebut terkait terbitnya Surat Keputusan Kementerian Hukum dan HAM yang mengesahkan kepengurusan Partai Golkar kubu Agung Laksono. Fadli menganggap keputusan tersebut tidak benar sehingga bisa memunculkan ketegangan politik.
“Sebentar lagi saya kira akan ada gerakan massal. Oleh karena itu politik harus distabilkan. Sekarang kan sudah mulai,” kata Fadli Zon saat ditemui kediaman Ketua Umum PPP versi Munas Jakarta Djan Faridz di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin malam (23/3).
Menurut Fadli, meski berpotensi meningkatkan tensi politik namun situasi di DPR tidak akan terganggu. “Tapi kinerja pemerintah terganggu,” ujar Fadli. “Benahi saja masalah ekonomi yang sudah makin larut ini,” lanjut dia.
Fadli memandang keputusan pemerintah soal dualisme kepengurusan Partai Golkar yang dinilai merugikan kubu Aburizal Bakrie (Ical) otomatis mengundang reaksi negatif dari publik.
“Keputusan yang diambil tidak memberikan pencerahan,” ucap Fadli.
Dengan keputusan tersebut, lanjut Fadli, menimbulkan persoalan baru dan membawa dampak buruk.
“Kalau seperti ini langkah yang diambil Menkumham bukan menyelesaikan masalah tapi membuat masalah baru,” kata dia. “Ini yang jadi persoalan. Kalau ini yang dicederai,” kata Fadli menambahkan.
Keluarnya SK Menteri Hukum dan HAM yang mengesahkan kubu Agung Laksono sebagai kepengurusan Golkar yang sah, direspons Koalisi Merah Putih dengan langsung menggelar rapat konsolidasi secara tertutup.
Rapat konsolidasi digelar di rumah Ketua Umum PPP versi Muktamar Jakarta, Djan Faridz di Jalan Diponegoro Nomor 40, Menteng. Dalam rapat yang berakhir menjelang Senin tengah malam itu para petinggi KMP yang keluar dari rumah mewah tersebut tidak mau berkomentar banyak soal pertemuan tersebut.
Berdasarkan pantauan CNN Indonesia, para petinggi KMP yang hadir di antaranya dari Golkar yaitu Aburizal Bakrie dan Idrus Marham. Dari Gerindra Prabowo Subianto dan Fadli Zon. Selain itu juga hadir Amien Rais mewakili PAN, Fahri Hamzah dari PKS, dan dari PPP adalah Djan Faridz dengan Suryadharma Ali.(CNN Indonesia)


" wow ada simbol dajjal, pertanda apakah ini "
Kafe Gibran Rakabuming di Solo
terdapat gambar kepala
bermata satu


Merdeka.com - Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dikenal sebagai pengusaha yang bergerak di bidang kuliner. Selain memiliki usaha katering dan wedding organizer berlabel Chilli Pari, calon suami Selvi Ananda itu juga memiliki kafe bernama Markobar (Martabak Kotta Barat) dengan menu andalan martabak.
"Makobar UNS (Universitas Sebelas Maret) baru sebulan lalu saya buka. Dekat SGM (Solo Grand Mall) dan Kotta Barat juga ada. Semuanya baru sebulan dibuka," ujar Gibran, saat menjadi pembicara di di Universitas Sahid Solo, Selasa (28/4).
Kafe yang berlokasi di sebelah barat Solo Grand Mall itu resmi dibuka pada awal April. Lewat akun Twitter pribadinya, Gibran kerap mempromosikan kafenya tersebut.
"Malem mingguan yok di @markobar1996 sgm," tulis Gibran, Sabtu(25/4).
Laiknya kafe-kafe, Markobar dapat memanjakan dengan fasilitas yang mampu membuat pengunjung betah. Selain itu, di setiap sisi ruang, sejumlah mural tampak menghiasi dinding.
Salah satu mural yang ada di Markobar, gambar orang bermata satu yang dikelilingi oleh segitiga menjadi pembicaraan netizen. Salah satunya seperti yang ditulis Jonru.
Melalui Facebook pribadinya, Selasa (5/5), pria yang dikenal kerap mengkritik kebijakan Presiden Joko Widodo ini menulis jika kafe Gibran memiliki logo dajjal, yang dalam eskatologi Islam disebut sebagai tokoh jahat yang akan muncul menjelang kiamat. Dajjal disebut kerap menyebar fitnah.
"Anak Jokowi Membuka "Kafe Dajjal". Hiyy... Sereemmm!!! (Memang sih, namanya bukan kafe dajjal. Tapi ada logo dan tanda-tanda dajjal di dekorasi ruangannya). Hm... kok sampai segitunya ya? Pertanda apakah ini?"
Dari informasi yang dihimpun merdeka.com, salah satu organisasi yang menggunakan gambar mata satu adalah iluminati. Banyak pihak percaya bahwa iluminati telah mendalangi banyak kematian paling kontroversial dalam sejarah. Sebut saja kematian sejumlah tokoh politik macam John F. Kennedy, Abraham Lincoln, dan Putri Diana.
Menurut ahli teori, kelompok Illuminati bersekongkol untuk mengontrol urusan dunia dengan mendalangi peristiwa dan sejumlah titik gaya pemerintahan untuk mendapatkan kekuasaan politik.

Sumber:http://m.merdeka.com/


Dulu JUSUF KALLA Pernah berkata kepada khalak ramai, "Bisa Hancur negeri ini kalau si Jokowi mimpin". Tapi kenyataanya?
 
Waw... Pengangguran Meningkat 300.000 Orang, Jokowi Sukses Membuat Peningkatan

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2015, dari 128,3 juta angkatan kerja, sekitar 7,45 juta orang diantaranya masih dalam posisi menganggur (belum diserap oleh pasar kerja), sedangkan 120,85 juta orang sudah bekerja. Angka pengangguran tersebut meningkat jika dibandingkan pada Februari 2014 dari 125,32 juta angkatan kerja, sekitar 7,15 juta orang diantaranya menganggur dan 118,17 juta orang sudah bekerja.
Kepala BPS, Suryamin mengatakan selama setahun terakhir tingkat pengangguran terbuka (TPT) meningkat dari 5,7 persen menjadi 5,18 persen. Dan jumlah
penganggur bertambah sebanyak 300 ribu jiwa.

"Ini karena perlambatan ekonomi juga mempengaruhi peningkatan pengangguran," ujar Suryamin di kantor BPS Jakarta, Selasa (5/5).
Lebih lanjut dikatakan dia, pada Februari 2015 TPT terendah ada pada penduduk berpendidikan SD ke bawah, yaitu sebesar 3,16 persen, sementara TPT tertinggi pada jenjang pendidikan SMK sebesar 9,05 persen.
"Dalam setahun terkahir, TPT yang mengalami peningkatan yaitu pendidikan SMK (1,84 poin), Diploma I/II/III (1,62 poin), dan Universitas (1.03 poin)," jelas dia.
Sementara itu, kualitas tenaga kerja didominasi pekerja berpendidikan rendah (SMP ke bawah) yaitu mencapai 76,1 juta orang (62,95 persen). Sedangkan pekerja berpendidikan tinggi (Diploma dan Universitas) hanya sekitar 13,1 juta orang (10,89 persen).
"Artinya dalam setahun terakhir penduduk bekerja berpendidikan rendah turun dari 64,63 persen menjadi 62,95 persen, sedangkan penduduk bekerja berpendidikan tinggi naik dari 10,14 persen menjadi 10,89 persen," pungkasnya, demikian Aktualco mengabarkan.


"RIP persepakbolaan indonesia di era jokowi"
Jokowi Dukung Keputusan Nahrawi
Bekukan PSSI


JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Imam Nahrawi menklaim keputusannya membekukan Persatuan Sepak Bola Seluruh indonesia (PSSI) mendapat dukungan penuh dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Nahrawi menuturkan, Jokowi menganggap pembekuan PSSI itu sebagai upaya pembenahan tata kelola persepakbolaan nasional.

Nahrawi menyampaikan hal itu usai rapat selama sekitar 4 jam dengan Jokowi di Istana Presiden, Jakarta, Rabu (6/5). Dalam pertemuan itu, kata Nahrawi, presiden mendorong Kemenpora untuk meningkatkan upaya pembenahan sepak bola.
“Jalan terus. Presiden minta terus
melakukan perubahan yang lebih dahsyat terkait perubahan tata kelola sepakbola, dan tak boleh berhenti," kata Nahrawi kepada wartawan di Istana Presiden.

Dalam kesempatan itu, menteri asal Partai Kebangkitan Bangsa itu juga melaporkan rancangan teknis dan struktur terkait kompetisi sepak bola nasional. Rencananya, Kemenpora melalui tim transisi akan mengambil alih penyelenggaraan liga Indonesia dari PSSI.
Nahrawi menegaskan bahwa bahwa Jokowi juga menyetujui rancangan kompetisi yang digagas Kemenpora. Presiden, lanjut Nahrawi, juga menegaskan bahwa kompetisi liga harus tetap bergulir.
"Beliau concern kompetisi tak boleh berhenti. Kalau memang operator yang ada sekarang bersedia dan siap melaksanakan kompetisi silakan dilanjut, kalau memang tak bersedia silakan cari operator baru. Itu arahan presiden," pungkasnya.

Sumber:http://m.jpnn.com/

 Jokowi say:
 
 Jangan di contoh ya ibu-ibu....

 

Prabowo: Kalau Ahok Tahu
Bermasalah, Kenapa Tak
Dilaporkan dari Dulu?


JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta
Prabowo Soenirman menilai
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama
punya andil terhadap terjadinya
dugaan tindak pidana korupsi
pengadaan alat uninterruptible power supply (UPS) pada 2014.
Andil tersebut adalah dengan
melakukan pembiaran.

Prabowo mengatakan beberapa
waktu silam Ahok, sapaan Basuki,
mengaku sudah mengetahui ada
yang tidak beres dalam
penyusunan anggaran di DKI
Jakarta, tidak hanya pada 2014, tetapi juga dari sejak mulai
menjabat sebagai Wakil Gubernur
pada 2012.

"Yang kita sesalkan kalau gubernur
tahu bermasalah kenapa dia tidak
melaporkan sejak tahun 2012-2013.
Artinya kan dia melakukan
pembiaran. Tahun 2014 ini kan dia
sudah tahu kalau UPS itu bermasalah. Kalau tahu kan kenapa
dibiarkan?" ujar Prabowo, di
Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu
(7/5/2015).

Prabowo mengatakan, peraturan
perundang-undangan menyatakan
barang siapa yang mengetahui ada
tindak kejahatan namun tidak
melaporkannya ke pihak berwajib,
maka orang yang bersangkutan dianggap telah melakukan
pembiaran dan bisa dijerat dengan
hukuman.

"Kalau kita bicara hukum siapa
yang mengetahui suatu tindakan
pidana ya harus melaporkan. Kalau
tidak melaporkan berarti dia juga
bersalah. Kenapa waktu itu
gubernur, sekda membiarkan? Kalau mereka membiarkan berarti
mereka juga ikut terlibat dalam
kasus ini," ujar anggota Komisi D
ini.


Sumber:http://megapolitan.kompas.com/
Guyonan Jokowi di Rakernas PAN: Pak Prabowo, Tahun 2019 Mau Maju Lagi Nggak?
NAWABERITA, JAKARTA – Presiden Joko Widodo Rabu (6/5) malam menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Amanat Nasional (PAN) di Jakarta. Dalam kesempatan itu, Jokowi sempat melontarkan beberapa guyonan yang membuat para peserta rakernas tertawa dan bertepuk tangan.
Sambil melihat Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo yang turut hadir dalam acara itu, Jokowi menceritakan pertemuan yang pernah dilakukannya dengan mantan pesaingnya dalam Pilpres itu di Istana Bogor beberapa waktu lalu.
“Waktu itu, saya tanya ke pak Prabowo. Pak, nanti tahun 2019 Bapak mau nyalon lagi nggak?” cerita Jokowi yang disambut gelak tawa hadirin.
“Lalu,” Jokowi melanjutkan. “Pak Prabowo menjawab, kalau nanti saya nyalon (presiden) lagi, kita tarung lagi pak Jokowi.”
Guyonan Jokowi membuat suasana Rakernas meriah. Sebelumnya Jokowi mengatakan senang bahwa dalam Rakernas PAN semua pimpinan partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat hadir. Mereka antara lain Megawati, Yahya Muhaimin, Sutiyoso, Aburizal Bakrie, dan Prabowo.
Jokowi menilai hal ini sangat baik guna membangun kebersamaan dan persatuan. Diungkapkan Jokowi, tantangan kita saat ini sangat berat dalam menghadapi persaingan di tingkat global dan memecahkan berbagai masalah di tanah air.
“Maka kalau kita ribut sendiri … tantangannya berat. Sekarang diperlukan kebersamaan dan persatuan. Kalau mau tarung lagi, nanti di tahun 2019,” ujar Jokowi sambil tersenyum.
"Rupiah Kian Anjlok, Jokowi Terus
Merosot"


intelijen – Di akhir perdagangan mata uang, pukul 15:59 WIB, hari
ini (07/05), nilai mata uang rupiah
anjlok ke Rp13.148 per dollar AS.
Rupiah hari ini mengalami
pelemahan tertajam sejak awal
Januari 2015.

Berdasarkan Bloomberg Dollar
Index (07/05/2015), rupiah dibuka
melemah 0,02% ke Rp13.038/US$.
Pada Pk. 08:02 WIB jadi melemah
0,04% ke Rp13.040/US$.

Pengamat pasar uang dari Bank
Himpunan Saudara, Rully Nova,
menyatakan, rupiah tertekan
cukup dalam terhadap dolar AS.
“Rupiah tertekan cukup dalam
terhadap dolar AS, merespon situasi ekonomi Indonesia yang
diperkirakan masih akan
melambat,” ujar Rully Nova,
seperti dikutip skalanews (07/05).

Menurut Rully Nova, pelaku pasar
membutuhkan kepastian dari
pemerintah mengenai
komitmennya untuk mendorong
pembangunan infrastruktur.
Diharapkan pemerintah segera merealisasikan pembangunan
infrastruktur, sehingga pada
akhirnya dapat mengangkat
ekonomi domestik.

Pakar maritim Yulian Paonganan
di akun Twitter @ypaonganan
mengomentari pergerakan rupiah
terhadap dolar AS. “Rupiah kian
anjlok…Jokowi terus merosot…”
tulis @ypaonganan.


Sumber:http://www.intelijen.co.id/
Apa jadinya jika tepuk tangan untuk Presiden kalah meriah dengan tepuk tangan untuk yang bukan presiden. Pastinya lucu atau geli, bukan? Inilah yang terjadi pada pelantikan Pengurus DPP PAN yang baru di bawah kepemimpinan Zulkifli Hasan. Dimana tepuk tangan untuk Prabowo Subianto lebih meriah daripada tepuk tangan untuk Presiden Indonesia yang bernama Joko Widodo alias Jokowi.
Begini ceritanya, dilansir Rmol (6/5), Pelantikan Pengurus Partai Amanat Nasional (PAN) resmi dilakukan, Rabu (6/5) malam. Saat pembawa acara menyebutkan nama Presiden RI, Joko Widodo yang hadir sekitar pukul 19.50 WIB, tepukan tangan pun menggema di Hall Balai Sudirman, Jakarta.
Namun, tepukan tangan untuk Presiden Jokowi kalah meriah saat presenter membacakan kehadiran Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto. Tepukan dan riuhan peserta yang hadir begitu membahana di dalam Rakernas. Bahkan beberapa kader PAN ikut meneriakan nama mantan danjen kopasus itu.
Begitu juga saat pembawa acara menyebut nama Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) versi Munas Bali, Aburizal Bakrie, sorak sorai peserta tak kalah membahana.
Pantauan RMOL di lapangan, tampak semua partai politik mengutus ketua umumnya pada saat pembukan rakernas I PAN tersebut. Hanya Demokrat yang mengutus Syarief Hasan sebgai perwakilan dari partai SBY itu. [sal]
Ekonomi melambat, SBY minta
pemerintah jangan banyak
beretorika


Merdeka.com - Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara soal isu perlambatan ekonomi Indonesia belakangan ini. Menurut dia, pemerintahan Jokowi harus mengakui memang ada persoalan serius yang harus segera diatasi.

SBY menjelaskan, kecemasan atas memburuknya situasi perekonomian bukan hanya disuarakan oleh pelaku pasar, tetapi juga oleh masyarakat luas.
"Sebaiknya kita tidak perlu panik. Keadaan seperti ini setiap saat bisa terjadi. Masa kini dunia ekonomi mudah dan sering mengalami gejolak. Yang penting, pemimpin dan pemerintah menyadari dan mengakui bahwa memang ada persoalan yang harus ditangani secara serius," kata SBY lewat akun Twitter-nya, Jumat (8/5).
Selain itu, kata SBY, pemerintah harus memberikan solusi yang tepat. "Tetapkan 'policy response' yang realistik dan sungguh dijalankan. Jangan terlalu banyak beretorika," tegas SBY.
Ketua Umum Partai Demokrat ini mengatakan, perlu gerak cepat dan solusi yang efektif untuk mengatasi persoalan fiskal dan APBN, pertumbuhan yang melambat serta kelesuan investasi dan bisnis.
"Juga harus diantisipasi kemungkinan meningkatnya pengangguran, serta gangguan terhadap kecukupan dan stabilitas harga bahan pokok," jelas dia.
"Kalau berbagai persoalan ini tidak ditangani secara efektif, bisa saja keadaannya menjadi lebih buruk. Ini harus kita cegah," kata SBY.
Bagi pemerintah, ujar SBY, apapun opsi dan kebijakan yang dipilih selalu ada plus dan minusnya. "Ada pro dan kontranya. Tetapi tetap harus diambil," ujarnya.
SBY menceritakan, saat menjabat sebagai presiden, persoalan seperti ini sering dihadapi. "Juga tidak mudah. Tetapi dengan kerja keras dan tindakan tepat, selesai juga," kata SBY.
"Rakyat perlu beri kesempatan dan dukungan kepada Pak Jokowi dan pemerintah, untuk atasi permasalahan di bidang ekonomi ini," katanya.
Menurut SBY, situasi perlambatan ekonomi ini belum masuk krisis. "Masih ada waktu. Masih tersedia solusi. Penurunan ekonomi masih bisa dibalikkan," kata SBY.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia tumbuh 4,71 persen pada triwulan I-2015, atau turun sebesar 0,18 persen dibanding periode sama tahun lalu.
Kepala BPS Suryamin mengatakan penurunan itu salah satunya disebabkan pelemahan perekonomian di China dari 7,4 persen menjadi 7 persen.

Sumber:http://m.merdeka.com/
"Beginilah klo presidenya plonga plongo menterinya tidak mematuhi program presidenya utk TIDAK impor beras"

Jelang puasa dan Lebaran,
Mendag siap buka keran impor
beras

Merdeka.com - Pemerintah mengisyaratkan bakal membuka keran impor beras dalam waktu dekat. Ini demi menstabilkan harga komoditas primer tersebut.
"(Impor) menjelang puasa dan lebaran supaya ada stabilitas harga," kata Menteri Perdagangan Rachmat Gobel usai rapat tertutup dengan Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan, Jakarta, Kamis (7/5).
Untuk itu, pihaknya masih akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Kementerian Pertanian dan Bulog.
"Tapi Kemendag sudah siap untuk mengeluarkan izin impor kepada Bulog," jelas Gobel.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengaku malu kebutuhan pangan Indonesia masih tergantung negara lain. Saat Asean Summit, Presiden Myanmar Thein Sein sempat bertanya pada Jokowi terkait kemungkinan Indonesia kembali mengimpor beras.
"Saya malu banget ditanya 'Presiden Jokowi, kapan beli beras saya lagi?' Dalam hati saya bilang, tunggu saja nanti, kita ekspor beras baru tahu rasa," ujarnya.
Jokowi yakin dalam tiga tahun Indonesia bisa swasembada pangan.
"Bulog harus siap-siap menampung, jangan sampai begitu membludak, harga jadi jatuh, kasihan petaninya."

Sumber:http://m.merdeka.com/
Ditanya Wartawati, JK Ngamuk
Getok Meja


Rimanews - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berang. Dia naik pitam
ketika ditanya oleh seorang
wartawati majalah berita
mingguan nasional.

Kejadian itu, berawal saat JK
menggelar konferensi pers, di
kantor wakil presiden, Jumat
(08/05/2015).

Awalnya, JK lancar menjawab
pertanyaan awak media, seputar
impor beras, dan situasi politik
terkini.

Namun, tiba-tiba muka JK
memerah setelah, seorang
wartawati majalah mingguan
nasional itu bertanya soal
gagalnya mantan sekertaris
menteri BUMN Said Didu dalam seleksi eselon I Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM).

Wartawati itu menanyakan
seputar sidang TPA (tim penilai
akhir) pemilihan eselon I ESDM.

"Apakah ada diskresi oleh
Presiden terkait pencalonan Said
Didu?," tanya wartawati tersebut.

JK menjawab, tidak ada
intervensi perorangan, karena
itu pemilihan eselon I sesuai UU
yang baru, UU Aparatur Sipil
Negara (ASN), itu harus sistem
pemilihan terbuka. "Jadi yang bersangkutan yang aktif
mendaftar kemudian diseleksi
oleh timsel (pansel maksudnya).
Jadi tidak ada wakil eselon
pemilihan bersama, termasuk itu
orangnya Jokowi, karena itu terbuka," kata JK.

Gagalnya Said Didu menjadi
pejabat eselon I Kementerian
ESDM menurut JK adalah
keputusan TPA. "Bahwa
kemudian TPA memutuskan lagi,
itu hasil rapat TPA," kata dia.

"Tidak ada kepentingan tertentu
ya? yang menjadi alasan?, tanya
wartawati itu.

"Ya pasti tidak karena semua
berdasarkan data-data, bahwa
presiden sebagai ketua
memutuskan itu, berarti
keputusan yang diterima oleh
anggota TPA, dimana saya wakilnya," jawab JK.

JK kemudian murka, ketika
wartawati itu melontarkan
pertanyaan, "Konfirmasi saja pak.
Apakah pencalonan Said Didu
untuk menggagalkan smelter
Bapak di Palopo?"

"Ah, kau terlalu jauh ngomong,"
kata JK sambil menunjuk
wartawati itu dan menggetok
meja.

"Itu pikiran yang sangat keliru.
dan pasti tidak. Pasti tidak. itulah
kebodohan yang bangsa ini pikir
tentang itu. Apalagi perusahaan
keluarga saya yang orang Sulsel
berinvestasi di Sulsel," lanjut JK.

"Dengar itu omongan saya. Tapi
jangan berpikir seperti itu. Kalian
suka macam-macam itu, seperti
soal PSSI kemarin. apa
hubungannya saya dengan itu.
Hati-hati, bilang sama redaksinya," ujar JK.

Usai kejadian tersebut, JK pun
diam. Konferensi pers pun
kembali dilanjutkan. Tapi, JK
sudah tak bersemangat lagi
menanggapi pertanyaan-
pertanyaan media.


Sumber:http://m.nasional.rimanews.com/
"Perekonomian Memburuk, Nawa
Cita dan Trisakti Entah Terbang ke
Mana"


intelijen – Kondisi perekonomian Indonesia justru kian terpuruh
setelah enam bulan Joko Widodo-
Jusuf Kalla menjalankan
tanggungjawab sebagai Presiden
dan Wapres RI.

Terkait kondisi perekonomian RI di
bawah Jokowi-JK tersebut,
Direktur Program Centre for
Economic and Democracy Studies
(CEDeS) Edy Mulyadi kembali
menyoal ‘jualan’ Jokowi-JK saat kampanye Pilpres 2014.

“Mantra Trisakti dan Nawa Cita
tak kunjung menunjukkan
keampuhannya. Padahal Trisakti
dan Nawa Cita adalah jualan
andalan Jokowi-JK saat maju
sebagai Capres pada 2014 silam. Dengan Trisakti dan Nawa Cita pula
Jokowi-JK menyihir rakyat hingga
mengabaikan rekam jejak.
Hasilnya benar-benar ajib.
Substansi tergusur oleh hingar-
bingar polesan citra,” jelas Edy kepada intelijen (08/05).

Menurut Edy, logika dan nalar
publik tersingkir oleh harapan
yang membuncah atas sosok baru
yang tiba-tiba moncer bak meteor
di langit gelap. Lalu, sim salabim,
jadilah keduanya Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia!

“Indonesia yang berdaulat di
bidang politik, berdikari di bidang
ekonomi dan berkepribadian
dalam kebudayaan entah terbang
ke mana,” papar Edy.

Kata Edy, dalam menghadapi
keterpurukan ekonomi, Jokowi
harus melakukan reshuffle
kabinet. “Rombak tim ekonomi.
Ganti dan isi dengan orang-orang
yang berkompeten. Mereka harus paham masalah dan tahu solusi
yang dibutuhkan. Hanya mereka
yang punya kapasitas dan
kapabelitas dengan rekam jejak
teruji yang boleh memangku
jabatan amat penting ini,” pungkas Edy.


Sumber:http://www.intelijen.co.id/
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Efendi Simbolon menyebutkan nasib Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa seperti Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang dilengserkan di tengah jalan.
"Gus Dur saja bisa dilengserkan, kenapa Jokowi tidak," kata Efendi
Efendi beralasan karena Jokowi sudah melangar Undang-Undang Minerla dan Batubara (Minerba) yang memberikan perpanjangan izin ekspor konsentrat pada PT Newmont dan PT Freeport.

"Ini sudah jelas-jelas Jokowi sudah melanggar UU Minerba yang memberikan izin ekspor pada dua perusahaan tambang ini sebelum dia membangun smelter di Indonesia," katanya.
Bahkan Efendi menantang Jokowi untuk menjawab apakah Jokowi sudah melanggar UU atau tidak. "Coba Jokowi buktikan, dia tidak melanggar UU atau tidak. Coba suruh jawab Jokowi," katanya.
Kinerja tim ekonomi Jokowi
dinilai lebih buruk dibanding
SBY


Merdeka.com - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai kinerja menteri ekonomi pemerintah Jokowi selama enam bulan ini belum memuaskan. Bahkan, kepemimpinan kabinet kerja dinilai lebih buruk ketimbang kabinet Indonesia Bersatu saat era Susilo Bambang Yudhoyono.

Direktur Indef, Enny Sri Hartati mengatakan lemahnya kepemimpinan dalam kabinet kerja menjadi salah satu penyebab menurunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I 2015.
"Kinerja SBY lebih baik dari eranya Jokowi," ujar Enny dalam diskusi di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (9/5).
Menurut dia, tim ekonomi Jokowi tidak mempunyai kalkulasi kebijakan ekonomi tepat sehingga malah berdampak negatif pada masyarakat. "Tiga bulan penurunan ekonomi signifikan, ekspektasi masyarakat tinggi justru bukan perbaikan," jelas dia.
Meski demikian, Enny mengakui adanya proses transisi pemerintah dari SBY ke Jokowi yang turut menyumbang perlambatan ekonomi pada kuartal I 2015. Tetapi, kata Enny seharusnya hal tersebut dapat diantisipasi sejak awal. "Memang ada transisi pemerintah, berimplikasi pada perubahan kabinet dan nomenklatur. Tapi ini menunjukkan koordinasi lemah dan leadership lemah," ungkapnya.
Enny menambahkan harusnya pada triwulan I ini Kabinet Kerja sudah menunjukkan kinerja seperti apa yang telah dijanjikan, dan harus sesuai dengan visi Jokowi yaitu Revolusi Mental, yakni perubahan yang cepat.
Sayangnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan 2015 hanya sebesar 4,71 persen, angka tersebut tidak sesuai dengan pertumbuhan yang diasumsikan oleh pemerintah dalam APBN-P 2015 sebesar 5,7 persen.
"Belum lagi target meningkatkan penerimaan negara, penerimaan negara harusnya 30 persen boro- boro naik malah turun," tutup dia.

Sumber:http://m.merdeka.com/
Yusril Anggap Jokowi Tak Sanggup Jadi Presiden
intelijen - Mantan Menteri Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra mengatakan Presiden Joko Widodo sebenarnya tidak mampu menjalankan tugas sebagai presiden.
“Saya berpendapat bhw beliau tidak/belum sanggup melaksanakan tugas sbg Presiden,” kata Yusril melalui akun twitter, @Yusrilihza_Mhd.
Pernyataan Yusril itu terkait pertanyaan dari followernya di akun twitter yang mempertanyakan mengapa dirinya tidak mendukung Joko Widodo dalam pilpres 2014 yang lalu.
Yusril yang kini terpilih lagi memimpin Partai Bulan Bintang (PBB) sebagai ketua umum, selama ini memang tidak pernah terdengar mendukung Joko Widodo.
Bahkan, pasca pilpres yang dimenangi Joko Widodo-Jusuf Kalla, saat masih dipimpin MS Ka’ban, PBB cenderung berpihak kepada Koalisi Merah Putih (KMP) dibandingkan ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang mengusung Joko Widodo sebagai presiden.(TeropongSenayan)

Ngeri, JK Mulai Konflik Terbuka
dengan Jokowi


intelijen - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sudah menempatkan
dirinya sebagai presiden terutama
saat memberikan komentar terkait
reshuffle kabinet.

“Kebiasaan Wapres JK untuk
bicara mengenai hal-hal yang
seharusnya menjadi prerogatif
presiden, tampaknya sulit
dihilangkan,” kata pengamat
politik AS Hikam di akun Facebook- nya beberapa hari yang lalu.

Menurut Hikam, cara yang
dilakukan JK itu seperti adanya
intervensi dalam hal reshuffle
kabinet. “Karena mungkin JK
menganggap posisi Wapres itu
bukan sekadar pembantu Presiden, tetapi seperti sejajar,”
ungkap Hikam.

Kata Hikam, jika kebiasaan lama ini
dibiarkan dan tak terkontrol, maka
relasi “Dwi Tunggal” antara
presiden dan wapres bisa
mengalami perubahan menjadi
“Dwi-Tunggal.”

Wakil Presiden JK mengatakan
perombakan Kabinet Kerja yang
rencananya dilakukan pada 2015
akan bermanfaat untuk
meningkatkan kinerja Pemerintah
Indonesia.

“Ya pentingnya untuk
meningkatkan kinerja pemerintah,
disitu pentingnya (perombakan
kabinet-red.),” kata Kalla,
ditemui usai membuka forum
diskusi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan sosialisasi UU HKI No.
28/2014 di Hotel Luwansa Jakarta
pada Rabu (6/5).

Menurut Wapres, pejabat negara
yang diangkat oleh presiden bisa
terkena perombakan. “Siapapun
yang diangkat oleh presiden,
siapapun yang diangkat (oleh)
presiden itu dapat diganti oleh presiden. Itu saja rumusnya,”
ujar JK.


Sumber:http://www.intelijen.co.id/
Awas, Jokowi-JK tak Kompak, Rakyat Terbelah
intelijen – Jika Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla sering tidak kompak dalam menyikapi setiap persoalan kehidupan bernegara, hal itu akan memunculkan jurang perbedaan pandangan rakyat.
Peringatan itu disampaikan pengamat politik Muhammad Huda kepada intelijen (06/05). “Kalau Jokowi-JK tidak kompak maka rakyat juga tidak bisa rukun. Pemimpin itu cermin bagi rakyatnya. Nampak sekali ada kepentingan masing-masing antara Jokowi dan JK,” jelas Huda.
Kata Huda, ketidakkompakan itu kembali dipertontonkan Jokowi-JK dalam menyikapi penangkapan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. “Lihat saja, Jokowi-JK sebagai pemimpin saja tidak kompak. Jokowi selalu ingin tampil di media, ini sudah tidak baik menjadi contoh bagi rakyat,” kata Huda.
Tak hanya itu, kata Huda, saat ini masyarakat menyadari bahwa permasalahan bangsa Indonesia terletak pada kepemimpinan Jokowi-JK. “Katanya kenaikan harga BBM itu dananya akan dialihkan, tetapi sampai sekarang tidak jelas. Rakyat menilai kenaikan BBM berdampak naiknya harga kebutuhan pokok. Coba tanya rakyat di pasar kebanyakan kecewa sama Jokowi,” jelas Huda.
Belakangan, ‘ketidakkompakan’ Jokowi-JK dipertontonkan kembali ketika menanggapi isu reshuffle kabinet dan penangkapan penyidik KPK, Novel Baswedan oleh Bareskrim Mabes Polri.
Saat mengomentari kasus Novel, Jokowi minta agar Novel tak harus ditahan, Wapres justru membuat pernyataan bernuansa bisa memaklumi langkah Polri.
Gerakan ‘Turunkan Jokowi 20 Mei 2015′ Kian Meluas

BeritaPrima, Jakarta – Gerakan ’20 Mei 2015 Turunkan Jokowi’yang bergulir sejak bulan lalu nampaknya semakin mendapat dukungan luas, khususnya dari kalangan kampus. Dari pantauan di media sosial, kini muncul beragam ekspresi mahasiswa dari berbagai kampus di seluruh Indonesia yang intinya memberi batas waktu kepada Jokowi hingga 20 Mei 2015 untuk melakukan perbaikan.

Misalnya saja Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (KAMMI UIN Suka), Yogyakarta, mengekspresikan diri dengan memasang gambar ‘Indonesia Berantakan’ dengan pagar ‪#‎TurunkanJokowi‬.
“INDONESIA BERANTAKAN oleh kepemimpinan yang KONYOL! Jokowi hanya punya waktu sampai 20 Mei 2015!” demikian salah satu cuitan @kammiuinsuka.
Sebelumnya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai perguruan tinggi se-Indonesia juga melakukan hal sama. Mahasiswa menyoroti pemerintahan Jokowi-JK , yang menurut mahasiswa-mahasiswa Indonesia sedang mengalami pergejolakan ekonomi, hukum, hingga sumber daya alam. Mereka juga menilai program nawacita Jokowi -JK , kebijakanya tidak pro rakyat.
Pesan berantai untuk melakukan ‘Gerakan 20 Mei’ pun beredar hingga saat ini. Isinya, mengajak semua elemen kampus untuk turun ke jalan secara besar- besaran. “Seminggu sebelum tanggal 20 Mei, rekan-rekan mahasiswa dari berbagai daerah akan masuk Jakarta untuk bergabung dalam aksi besar- besaran di Istana Negara,” demikian pesan singkat yang disebarkan oleh Progres 98, pekan lalu.
Menurut berbagai informasi, konsolidasi lintas elemen aksi mahasiswa dan rakyat terus bergulir. Perwakilan dari kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang berada di Pulau Jawa dikabarkan akan memasuki Jakarta pada tanggal 18 – 19 Mei.
Progres 98 menyerukan kepada seluruh kalangan pendukung perubahan untuk bersatu mendukung aksi mahasiswa dalam gerakan Kebangkitan Nasional 20 Mei.
“Sudah saatnya seluruh potensi anak bangsa bersatu dan bergerak mengepung Istana Negara melalui aksi damai untuk mendesak Jokowi – JKditurunkan dari kekuasaan,” seruan Progres 98 melalui fan page http:// www.facebook.com/progres.98

Sumber:http://nasional.beritaprima.com



Kata Bamsoet, Jokowi Kelola
Negara Seperti Rampasan Perang


JAKARTA - Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI Bambang Soesatyo yang biasa
disapa Bamsoet mengkritik
Pemerintahan Joko Widodo
membagi-bagi jabatan kepada
pendukungnya. Tanpa melihat
rekam jejaknya untuk menduduki berbagai posisi penting di
pemerintahan.

"Mengelola negeri seperti
rampasan perang. Jabatan dibagi
sekarepnya dewe (terserah dirinya
sendiri), jika orangnya tepat tak
masalah," kata Bambang di
Warung Komando, Jakarta, Minggu (10/5/2015).

Namun, kata Bambang, banyak
posisi penting yang ditempati tidak
sesuai dengan rekam jejaknya.
Akhirnya ditempati oleh tim
sukses. "Mau bagus dan enggak
soal lain. Yang penting pendukung gue dapat jabatan," kata Anggota
Komisi III DPR itu.

Selain itu, Bambang juga melihat
sering berbeda pendapat antara
Jokowi dengan Jusuf Kalla. "Banyak
tidak kesesuaian, banyak lucu-
lucuan, perbedaan antara Presiden
dan wapres banyak," kata Bambang.

Ia mencontohkan perbedaan
pendapat itu terlihat dalam
menyikapi isu perombakan kabinet
dan kasus penyidik KPK Novel
Baswedan.

"Soal reshuffle banyak perbedaan
antara keduanya, masalah Novel
ada perbedan pendapat antara
presiden dan wakil presiden,"
imbuhnya.

Bendahara Umum Golkar versi
Munas Bali itu juga melihatâ€Å½
partai pendukung pemerintahan
malah bertindak seperti oposisi.
Sementara partai bukan
pendukung justru selalu memberikan dukungan kepada
pemerintahan Presiden Jokowi.

"Ini dosa siapa, padahal tidak
dapat apa-apa juga," ujar
Bambang.


Sumber:http://sigmanews.co.id/view/news/33164.html
Jokowi Tawarkan 7 Kursi
Menteri untuk KMP


JAKARTA - Politikus Partai Golkar Bambang Soesatyo mengungkap adanya tawaran kursi menteri di Kabinet Kerja dari Presiden Joko Widodo, untuk partai di Koalisi Merah Putih (KMP) yang ingin bergabung dengan pemerintah.

Namun Bambang masih enggan menyebut jabatan di kabinet yang ditawarkan tersebut. "Jokowi menantang KMP kalau serius dukung dia maka masuk ke pemerintahan. Dia menawarkan 7 kursi," ujar Bambang di Jakarta Selatan, Minggu (10/5), tanpa merinci tujuh jabatan yang dimaksud.
Tawaran itu, kata Bamsoet (panggilan lain Bambang), membuat partai-partai pendukung Jokowi di Koalisi Indonesia Hebat (KIH) menjadi gelisah. Karenanya, partai di KIH, imbuhnya, terlihat terus menunjukkan sikap menentang Jokowi belakangan ini.
Namun meski mendapat tawaran 7 kursi, Bambang memastikan pihak KMP menolak tawaran tersebut. "KMP sepakat walaupun tidak masuk kabinet KMP tetap akan dukung presiden. Sampai saat ini kami masih menolak secara halus. Jadi KIH enggak ada alasan galau lah," tegas Bambang.
Dibanding menawarkan jabatan, Bambang mengingatkan Jokowi untuk menyelesaikan tugas- tugasnya yang menumpuk di pemerintahan. Termasuk melakukan reshuffle terhadap menteri-menteri yang dianggap tidak berkompeten di bidangnya.

Sumber:http://m.jpnn.com
"Mana janjimu pak. saat kampanya dulu dikolam lumpur lapindo"

Korban Lapindo Blokir Jalan
Raya Porong Untuk Tagih Janji
Jokowi

BeritaPrima, Sidoarjo – Ratusan warga dari Desa Jatirejo, Siring,
Renokenogo, dan Kedungbendo,
Sidoarjo, yang masuk dalam peta
area terdampak luapan lumpur
Lapindo, memblokir Jalan Raya
Porong, Minggu, (10/5/2015). Sebelum menutup jalan mereka
sempat menggelar istigasah di
depan stasiun pengisian bahan
bakar umum Porong.

Pemblokiran jalan itu sempat
memacetkan arus lalu lintas dari
arah Sidoarjo menuju Pasuruan
sepanjang 500 meter selama
sekitar 30 menit. Berkat upaya
persuasif aparat Kepolisian Sektor Porong, warga akhirnya berhasil
dibujuk untuk menepi. Lalu lintas
pun berangsur normal.

Dalam aksinya warga mendesak
pemerintah segera membayarkan
ganti rugi yang hingga menjelang
sembilan tahun lumpur
menyembur belum dilunasi.
Mereka juga menuntut Presiden Joko Widodo menepati janjinya
saat berkampanye di tanggul
lumpur menjelang pemilihan
umum presiden 2014.

Kala itu Jokowi berjanji jika dirinya
terpilih sebagai presiden,
pemerintah akan hadir di tengah
korban Lapindo. “Buktinya mana?
Kami bosan dijanjiin terus oleh
pemerintah. Tolong Aburizal Bakrie segera menyelesaikan
permasalahan ganti rugi ini
dengan pemerintah,” kata salah
satu warga, Sunarni, 44 tahun.

Sunarni mempertanyakan
kepastian tanggal pencairan ganti
rugi yang berulang kali dijanjikan
pemerintah. Menurut dia korban
lumpur lelah menunggu janji-janji
yang tidak segera direalisasikan. “Janji tinggal janji,” ucapnya.

Salah seorang anggota Panitia
Khusus Lumpur Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Sidoarjo, Maksum
Zubair, mengatakan akan
menyampaikan tuntutan warga
tersebut kepada pemerintah pusat. Sebab, kata dia, pengambil
keputusan dalam pencairan ganti
rugi itu adalah pemerintah pusat.
“Kami tidak bisa mengambil
langkah apa-apa, saat ini masih
proses semuanya,” ujarnya.


Sumber:http://nasional.beritaprima.com
Isu Reshuffle
Menko Tedjo: Tanya Jokowi, Jangan Tanya ke Saya?
Jokowi: Tanya ke Pak JK?
JK: Soal Reshuffle, yang Menentukan Presiden?
Effendi Simbolon: Jokowi-JK yang Direshuffle, Bukan Para Menteri?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Santernya isu perombakan (reshuffle) Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) membuat berbagai kalangan angkat bicara. Namun berbeda halnya dengan kader PDI Perjuangan Efendi Simbolon yang menilai yang harus di benahi bukan menterinya tapi Presiden dan Wakil Presiden.
"Ya kalau mau di-review bukan menteri, harusnya Presiden dan Wakil Presiden (Jokowi-JK). Masa kita harus menyalahkan menteri-nya melulu kepala negaranya kan Presiden," kata Efendi saat dihubungi TeropongSenayan, Kamis (7/5/2015)
 
"Gubernur yg bijak lebih baik menemui rakyatnya dari pada menyambut presiden pendusta"

Gubernur Papua Tak Nampak
Batang Hidung Saat Presiden
Berkunjung


BeritaPrima, Jakarta – Tokoh masyarakat yang juga mantan
Penjabat Bupati Kabupaten Mappi
dan Kabupaten Mimika Athanasius
Allo Rafra menyayangkan
ketidakhadiran Gubernur Papua
Lukas Enembe saat mendampingi kunjungan kerja Presiden Joko
Widodo dalam kunjungan kerja di
Papua.

Berbicara kepada Antara di Timika,
Minggu, Allo Rafra mengatakan,
sebagai wakil Pemerintah Pusat
yang ada di daerah, sudah
seharusnya Gubernur Lukas
Enembe berada di tempat untuk menerima kunjungan kerja
Presiden Jokowi.

“Kita sebagai anggota
masyarakat Papua tentu sangat
menyayangkan hal ini, mengapa
sampai Gubernur Lukas Enembe
tidak ada di tempat saat orang
nomor satu republik ini berkunjung ke Papua,” ujarnya.

Mantan Kepala Biro Tata
Pemerintahan Setda Provinsi Papua
itu menilai bahwa kunjungan kerja
Presiden Jokowi ke Papua kali ini
membawa banyak misi dan
sejumlah terobosan kebijakan baru untuk mempercepat upaya
peningkatan kesejahteraan rakyat
Papua.

“Sudah pasti akan ada banyak
program dan kegiatan yang akan
dilakukan di Papua ke depan,
apalagi kita di Papua sedang
berjuang keras untuk
meningkatkan pembangunan di segala bidang agar rakyat Papua
semakin maju dan sejahtera
sebagaimana saudara-saudara di
provinsi lain,” tuturnya.

Allo mengatakan, seharusnya
kunjungan kerja Presiden Jokowi
ke Papua seperti ke Jayapura dan
Merauke kali ini dapat
dimanfaatkan secara maksimal
oleh pemerintah daerah setempat untuk memberikan berbagai
masukan dan informasi tentang
persoalan-persoalan apa saja yang
sedang dihadapi Papua, apakah di
bidang politik, keamanan,
ekonomi, dan sosial kemasyarakatan.

Apalagi, dalam kunjungan selama
tiga hari di Provinsi Papua,
Presiden Jokowi mengikutsertakan
sekitar 10 Menteri Kabinet Kerja.

“Ini peluang yang sangat baik
bagi pemerintah daerah untuk
membicarakan secara langsung
dengan semua kementerian
terkait, apa-apa yang kita
butuhkan di daerah. Bukan kita harus membawa semua soal itu ke
Jakarta untu dibicarakan di sana.
Tentu situasinya pasti sudah
lain,” ujar Allo Rafra, mantan
anggota DPRD Mimika itu.

Kendati selama kunjungan kerja
Presiden Jokowi didampingi oleh
Wakil Gubernur Papua Klemen
Tinal, namun menurut Allo, hal itu
terasa kurang lengkap tanpa
kehadiran Gubernur Lukas Enembe.

“Kewenangan penuh itu ada pada
gubernur, sekalipun ada wakil
gubernur. Ini momentum yang
sangat penting, dan sangat
disayangkan kalau momentum
penting itu dilewatkan begitu saja,” ujarnya.

Sebelumnya, juru bicara Gubernur
Papua Lamadi de Lamato
mengatakan Gubernur Lukas
Enembe sedang berada di luar
Papua untuk suatu urusan tertentu
sehingga tidak bisa mendampingi Presiden Jokowi saat berkunjung
ke Jayapura dan Merauke.

“Yang saya tahu sekarang Pak
Gubernur di luar Papua,” kata
Lamadi.

Ia juga membantah isu yang
merebak bahwa Gubernur Lukas
Enembe dikabarkan sakit.

“Ah tidak betul, beliau sehat-
sehat saja. Bahkan mungkin beliau
akan siap-siap berangkat ke
Surabaya untuk hadiri Kongres
Partai Demokrat,” katanya.

Lamadi menyampaikan bahwa
Gubernur Lukas Enembe sedang
memperjuangkan untuk mencari
investor untuk membangun
infrastruktur smelter di Papua.

“Pak Gubernur juga masih ada
urusan yang cukup rumit terkait
dengan smelter dan beliau baru
saja pulang dari Beijing. Beliau
bertemu dengan salah satu
perusahaan di sana, apalagi dalam waktu dekat pada 11-13 Mei 2015,
ada kongres Partai Demokrat di
Surabaya, beliau salah satu ketua
DPD,” ujar Lamadi beralasan.


 

Sumber:http://politik.beritaprima.com
Pakar Anti Komunis: Kemenangan Jokowi Kegembiraan bagi Keluarga Besar PKI
Pakar Anti Komunis, Ustadz Alfian Tanjung mengungkap hal mencengangkan tentang dugaan gerakan komunis di balik kemenangan Jokowi.
Hal itu disampaikan Ustadz Alfian Tanjung yang mengungkapkan bahwa lingkungan tempat tinggal Jokowi di Solo dikenal sebagai Basis Revolusioner.
“Jokowi secara pribadi memang tidak bisa distigma sebagai sosok PKI, tetapi kampungnya, secara historis lingkungan tempat tinggalnya di Solo itu memang Basrev, Basrev itu Basis Revolusioner, itu sudah diketahui banyak orang,” kata Ustadz Alfian Tanjung usai menjadi pembicara Majelis Taqarrub Ilallah (MTI), di Masjid Abu Bakar Siddiq, Jalan Otista Raya, Jakarta Timur, Sabtu (25/10/2014).
jargon yang dimunculkan persis seperti pada tahun 1963-1964, pada tahun itu jargon yang muncul bunyinya; ‘Nasakom adalah Kita’ jadi silahkan dipahami sendiri, jargon atau idiom apa yang mirip digunakan Jokowi
Ia juga menyampaikan dalam kampanye Jokowi ada idiom yang menurutnya mirip dengan idiom saat kampanye PKI.
“Yang jadi persoalan adalah ketika kampanye Jokowi itu ada idiom, jargon yang dimunculkan persis seperti pada tahun 1963-1964, pada tahun itu jargon yang muncul bunyinya; ‘Nasakom adalah Kita’ jadi silahkan dipahami sendiri, jargon atau idiom apa yang mirip digunakan Jokowi,” bebernya.
Bahkan, Ustadz Alfian Tanjung juga menyebut adanya dugaan orang-orang yang menggunakan kaos bergambar palu arit saat mengawal kampanye Jokowi.
“Pada saat kampanye Pilpres itu bisa dilihat ada orang-orang yang mengawal kampanye menggunakan kaos berlogo palu arit terutama di daerah-daerah basis seperti di Jawa Tengah, Jawa Timur,” ungkapnya.
Intinya, kata Ustadz Alfian Tanjung kemenangan Jokowi dalam Pilpres menjadi kegembiraan bagi kaum Komunis.
“Yang jelas kemenangan Jokowi menjadi kegembiraan di kalangan keluarga besar PKI secara nasional,” tuturnya. [AW]
Takut Megawati, Jokowi Tak Hadiri Kongres Demokrat
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Ketidakhadiran presiden di Kongres Partai Demokrat, seakan mengukuhkan diri Joko Widodo tetap berada di bawah bayang-bayang Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati.
"Padahal sebagai presiden, Jokowi harus menunjukkan dirinya sebagai pemimpin. Bukan hanya simbol yang tunduk di bawah bayang-bayang orang lain," kata pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing, kepada TeropongSenayan, Selasa (12/05/2015).
Jokowi harus bisa membangun komunikasi dengan partai lain bukannya takut dan tunduk pada orang lain. "Meski dia tetap sebagai kader partai, tapi dia sekarang presiden seluruh rakyat, seluruh partai. Sangat disayangkan kalau dia tetap takut. Menyandang panglima tertinggi kok takut," ujarnya.
Bisa saja orang menepis bahwa ini bukan bentuk ketakutan Jokowi terhadap Megawati. Tapi, menurut Emrus, pasti lebih banyak orang menyangka sebaliknya. Apalagi selama ini memang ikon itu sudah melekat
"Dia itu presiden, dimanapun, kapanpun kalau dia mau bisa dilakukan. Sekalipun dia sekarang ada di Papua kalau menganggap komunikasi dengan partai penting, bukan hal sulit baginya untuk datang," tambahnya.
Sayangnya, itu tidak dimanfaatkan Jokowi sehingga membuntuti Megawati yang sudah menyatakan tidak akan datang. Kehadiran Jokowi sangat besar manfaatnya sebagai bentuk silaturahmi politik kepada Demokrat.
"Ke depan akan lebih mudah pemerintah melakukan dialog komunikasi politik dengan Demokrat bila ada kebekuan," ujar Emrus lagi.
Partai Demokrat jagan dianggap enteng. Di parlemen partai belambang mercy ini punya banyak anggota. Selain itu, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono juga pernah dua periode menjadi presiden yang pantas dihargai Jokowi.
"Apalagi SBY pernah menulis di akun twitternya memohon kesediaan Jokowi untuk hadir di kongres," ucap Emrus.
Ketidak hadiran Jokowi di Kongres, lanjut Emrus, sama saja menganggap kecil SBY. "Bahkan mengecilkan mantan presiden itu di depan kader Partai Demokrat. Menurut saya,akibat ketakutan, ini komunikasi politik yang buruk," papar Emrus.(ss)

Kasus Prostitusi Pengalihan Isu Buruknya Kinerja Jokowi-JK dan Aksi Mahasiswa 20 Mei?

RMOL - Maraknya kasus prostitusi yang muncul belakangan dicurigai merupakan pengalihan isu atas buruknya kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan wakilnya, Jusuf Kalla (JK).
"Memang kinerja aparat mengungkap isu tersebut patut diapresiasi, namun perlu kita teliti apakah mungkin kasus yang sudah terjadi sekian lama baru diungkap besar-besaran beberapa waktu terakhir ini," terang Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI), Panji Nugraha dalam perbincangan dengan redaksi, Senin (11/5).
Baru-baru ini polisi berhasil membongkar prostitusi dari kalangan artis. Artis AA dan mucikarinya juga ikut diamankan.
"Apakah kasus prostitusi tersebut adalah pengalihan isu dari isu yang sedang hangat di masyarakat mengenai gerakan 20 Mei aksi besar-besaran yang dipelopori mahasiswa dan beberapa elemen masyarakat? Ya, masyarakat saat ini berpendapat seperti itu," jelas Panji.
Karenanya, Panji menilai masyarakat harus cerdas menilai dan tidak kehilangan semangat mewujudkan perbaikan bagi bangsa.
 
 
 

Sabtu, 09 Mei 2015

Sri Bintang: Lengserkan Jokowi Segera, Agar RI tak Hancur

Sri Bintang: Lengserkan Jokowi Segera, Agar RI tak Hancur






Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin lemah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Jika Jokowi tetap dibiarkan di kursi kekuasaan, RI semakin hancur.



Seruan itu disampaikan aktivis politik Sri Bintang Pamungkas, menyikapi berbagai persoalan bangsa yang tak kunjung bisa diselesaikan rezim Jokowi-Jusuf Kalla. “Negara makin lemah di bawah Jokowi. Ia hanya manajer bukan pemimpin. Kalau dibiarkan terus harus Indonesia makin hancur,” seru Sri Bintang Pamungkas kepada intelijen (18/03).



Sri Bintang menegaskan, untuk menyelamatkan NKRI dari kehancuran, satu-satunya jalan
adalah dengan melengserkan Jokowi dari kursi Presiden RI. “Sudah terlihat Jokowi tidak bisa memimpin. Lebih cepat dilengserkan lebih baik untuk perbaikan bangsa,” tegas Sri Bintang.



Mantan tahanan politik Orde Baru ini juga menyatakan bahwa Jokowi bukan pemimpin yang dilahirkan dari perjuangan. Munculnya Jokowi berbeda dengan Presiden-presiden RI sebelumnya.



“Soekarno melawan Belanda, Soeharto melawan Belanda, Jepang dan PKI. Habibie mempunyai prestasi membangun pesawat, Gus Dur melawan Rezim Soeharto dan membela kaum minoritas serta tertindas, Megawati melawan Rezim Soeharto, SBY didikan Akabri dengan sistem kepemimpinan yang bagus dan merumuskan reformasi, Jokowi hanya orang biasa saja dan dipoles media, ia tidak bisa mengatasi persoalan bangsa yang begitu besar,” pungkas Sri Bintang. (intelijen.co.id)


Lily Wahid: Jokowi Akan Dilengserkan, Persis Kaya Gus Dur







Bungkam Media Agar tak Tayangkan Demo Mahasiswa, Rezim Jokowi Lakukan Kejahatan Pers

 
 
 
 
Google +
 
JAKARTA (kompasislam.com) - Rezim Joko Widodo (Jokowi) dibantu pengusaha terkenal diduga sedang menjalankan operasi senyap untuk membungkam pers agar tidak mempublikasi demo mahasiswa menentang Jokowi-JK.
“Jika aksi mahasiswa IPB pada Kamis (19/3/2015) tidak diekspose media mainstream, berarti isu yang berkembang ada pengusaha yang melakukan pembungkaman media yang expose berita kritis dan aksi penurunan Jokowi-JK benar adanya,” kata pengamat politik Muslim Arbi seperti dikutip intelijen, Jumat (20/3/2015).
Menurut mantan aktivis ITB era 80-an ini, cara yang dilakukan Jokowi dengan membungkam media merupakan kejahatan terhadap  pers.
“Berarti pers telah menjadi salah satu instrumen Kapitalis yang membungkam suara-suara Rakyat,” paparnya.
Lanjut Muslim, hanya saja perlu di ketahui, kebenaran dan keadilan tidak bisa dibungkam oleh siapapun termasuk Rezim Jokowi yang ditopang para kapitalis.
“Karena bicara kebenaran dan keadilan adalah fitrah manusia, siapa pun ia. Jadi percuma saja, upaya pembungkman suara kritis rakyat,” paparnya.
Kata Muslim, justru semakin kuat rakyat dibungkam, maka akan semakin keras berteriak.
“Di sosial media seperti Twitter, Facebook akan menjadi alat utama perjuangan. Di negara-negara diktator dan otoriter, media harus tunduk kepada penguasa atau dipaksa tunduk. Ketika terjadi Arab Spring, sosial media menjadi alat handal menumbangkan rezim-rezim tersebut,” pungkasnya.
- See more at: http://www.kompasislam.com/bungkam-media-agar-tak-tayangkan-demo-mahasiswa-rezim-jokowi-lakukan-kejaharan-pers/#sthash.adq1KnVH.dpuf

Bungkam Media Agar tak Tayangkan Demo Mahasiswa, Rezim Jokowi Lakukan Kejahatan Pers

 
 
 
 
Google +
 
JAKARTA (kompasislam.com) - Rezim Joko Widodo (Jokowi) dibantu pengusaha terkenal diduga sedang menjalankan operasi senyap untuk membungkam pers agar tidak mempublikasi demo mahasiswa menentang Jokowi-JK.
“Jika aksi mahasiswa IPB pada Kamis (19/3/2015) tidak diekspose media mainstream, berarti isu yang berkembang ada pengusaha yang melakukan pembungkaman media yang expose berita kritis dan aksi penurunan Jokowi-JK benar adanya,” kata pengamat politik Muslim Arbi seperti dikutip intelijen, Jumat (20/3/2015).
Menurut mantan aktivis ITB era 80-an ini, cara yang dilakukan Jokowi dengan membungkam media merupakan kejahatan terhadap  pers.
“Berarti pers telah menjadi salah satu instrumen Kapitalis yang membungkam suara-suara Rakyat,” paparnya.
Lanjut Muslim, hanya saja perlu di ketahui, kebenaran dan keadilan tidak bisa dibungkam oleh siapapun termasuk Rezim Jokowi yang ditopang para kapitalis.
“Karena bicara kebenaran dan keadilan adalah fitrah manusia, siapa pun ia. Jadi percuma saja, upaya pembungkman suara kritis rakyat,” paparnya.
Kata Muslim, justru semakin kuat rakyat dibungkam, maka akan semakin keras berteriak.
“Di sosial media seperti Twitter, Facebook akan menjadi alat utama perjuangan. Di negara-negara diktator dan otoriter, media harus tunduk kepada penguasa atau dipaksa tunduk. Ketika terjadi Arab Spring, sosial media menjadi alat handal menumbangkan rezim-rezim tersebut,” pungkasnya.
- See more at: http://www.kompasislam.com/bungkam-media-agar-tak-tayangkan-demo-mahasiswa-rezim-jokowi-lakukan-kejaharan-pers/#sthash.adq1KnVH.dpuf

Lily Wahid: Jokowi Akan Dilengserkan, Persis Kaya Gus Dur

Jakarta, HanTer - Adik kandung Abdurahman Wahid atau Gus Dur, Lily Wahid mengatakan, posisi Presiden Joko Widodo saat ini sama persis dengan posisi Gus Dur saat menjabat sebagai presiden.

“Mirip seperti yang dialami Gus Dur sebelum dilengserkan dari kursi RI-1 beberapa waktu lalu."

“Saya prihatin dengan Jokowi. Posisinya sekarang sangat mirip dengan yang dialami Gus Dur pra pelengserannya. Kalau tak cepat bertindak, Jokowi bisa kehilangan kursi kepresidenannya,” kata Lily Wahid saat tampil sebagai pembicara pada Forum Grup Discussion bertajuk ‘Melawan Hegemoni: Komunisme, Kapitalisme, Imperialisme, Neo Kolonialisme dan Liberalisme di sektor Moneter, Keuangan dan Fiskal’ yang digelar Forum Renovasi Indonesia (FRI), Rabu (18/3/2015), di Dapur Selera, Tebet, Jakarta Selatan.

Lily mengaku tak bisa menduga berapa lama lagi Jokowi bisa bertahan sebagai presiden. “Yang pasti saat ini saya telah melihat adanya upaya pembusukan yang dilakukan terhadap Jokowi oleh pihak-pihak tertentu seperti saat Gus Dur berkuasa,” tegasnya.

Dia mensinyalir ada gerakan yang ingin melengserkan Jokowi. Karena kejadiannya sama dengan yang dialami Gus Dur. “Kalau Jokowi tetap mendiamkan kondisi pemerintahannya seperti sekarang, jangan kan dua tahun, tak tertutup kemungkinan pemerintahannya hanya akan bertahan satu tahun. Saya kasihan sama Jokowi,” ujarnya.

Lily bercerita, sesaat sebelum Gus Dur dilengserkan, ada beberapa kejadian yang kini dialami Jokowi. “Pertama, Jokowi diisolasi dengan para pendukungnya. Kedua, Jokowi mengalami distorsi informasi. Kedua kondisi ini juga dialami Gus Dur ketika itu,” tandasnya.

“Kejadian yang dialami Gus Dur, kini dialami Jokowi. Saat ini dia dijauhkan dengan orang-orang yang telah mendukungnya sejak lama. Saat ini, Jokowi juga mengalami distorsi informasi. Kalau kondisinya sudah seperti ini, sangat terbuka kemungkinan kalau Jokowi bakal bernasib sama seperti Gus Dur, dilengserkan.”

Kejadian lain yang sama-sama dialami Gus Dur dan Jokowi adalah terjadinya politik adu domba antara legislatif dengan eksekutif dan semua unsur yang ada di negara ini.

(Danial/Akbar).
http://nasional.harianterbit.com/nasional/2015/03/19/22663/66/25/Lily-Wahid-Jokowi-Akan-Dilengserkan-Persis-Kaya-Gus-Dur

Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2015, Jokowi Akan Dilengserkan



Blora, Harianblora.com - Saat ini sudah beredar spanduk dan gambar yang menyatakan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2015, Jokowi akan dilengserkan. Gambar tersebut terkesan berani, sebab ada foto Jokowi yang di atasnya didesain seperti kepala banteng.

Gambar tersebut sudah ramai di beberapa grup warga Blora atau komunitas facebook maupun twitter. Banyak warga, mahasiswa dan pelajar asal Blora berkomentar tentang gambar atau poster yang diunggah di media sosial tersebut.
Mereka adalah Panitia Kebangkitan Nasional 20 Mei 2015 yang menyatakan beberapa alasan untuk melengserkan Jokowi. Hal itu meliputi harga BBM naik, harga listrik naik, KPK dilumpuhkan, proton jadi Mobnas, rupiah 13.000, harga beras naik, koruptor dicalonkan Kapolri, koruptor BLBI Rp 600 triliun diamankan, bagi-bagi jabatan dan bohong sama rakyat.
“Lengserkan! 20 Mei 2015 Hari Kebangkitan Nasional,” tulis panitia dalam poster tersebut.
Presiden-Wapres RI, tulis di poster tersebut, terbukti boneka asing dan aseng. “Jangan mau diem aja. Jangan puas jadi kacung, dan dibodohi asing & aseng,” tulisnya.
Panitia Kebangkitan Nasional 20 Mei 2015, lanjutnya, mengundang seluruh rakyat Indonesia yang punya hati untuk geruduk Istana Presiden lengserkan Jokowi dan JK jam 20.15 WIB demi selamatkan masa depan bangsa! “Bawa perlengkapan dan perbekalan,” tulisnya. (Red-HB23/Foto: Panitia Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2015).

http://www.harianblora.com/2015/03/hari-kebangkitan-nasional-20-mei-2015.html

Demo Besar 20 Mei 2015 Gerakan Turunkan Jokowi Beredar Luas

Di media sosial kian meluas sebuah isu gerakan turunkan presiden jokowi pada tanggal 20 mei 2015. Konon, pada tanggal 20 mei tersebut, akan terjadi demo besar-besaran layaknya peristiwa 1998. Benarkah ini akan terjadi di indonesia?

Memang, melihat kinerja jokowi pada masa awal pemerintahan jokowi jk ini amat sangat memprihatinkan. bebagai masalah yang ada bukan dibuat selesai oleh jokowi malih semakin banyak masalah baru yang muncul. Beberapa mahasiswa menilai jokowi telah gagal dalam memimpin pemerintahan indonesia.

Dan, yang urgen adalah, jokowi jelas jelas ingkar akan apa yang telah ia janjikan pada masa kampanye pemilu yang lalu. Sebut, saja, jokowi mengatakan akan membuat kabinet ramping dan tidak akan bagi bagi kursi. Nyatanya, banyak para pendukung jokowi ketika pemilu lalu, dan orang orang internal partai pendukung jokowi yang diangkat menjadi pejabat penting negara.
Masyarakat kian geram kala jokowi memaksa mencalonkan budi gunawan menjadi calon tunggal kapolri. Padahal, sebelumnya diketahui bahwa budi gunawan terlibat beberapa kasus rekening gendut yang telah dipublikasikan oleh PPATK dan KPK. Namun beberapa pengamat menilai, karena budi gunawan merupakan orang dekat megawati, maka jokowi mau tidak mau harus mencalonkan budi gunawan menjadi kapolri. Dan ujung ujungnya benar benar chaos. kabar terbaru, budi gunawan rencana akan menjadi kapolri. http://www.tempo.co/read/news/2015/04/06/078655691/Budi-Gunawan-Jadi-Wakapolri-Presiden-Jokowi-Serahkan-ke-Wanjakti

Seperti yang kita ketahui, dari sinilah bermula konflik KPK-POLRI jilid dua. akhirnya banyak para petinggi KPK yang ditangkap (dikriminalisasi) oleh polri. Save kpk pun menggema di penjuru tanah air. Dari sini mulai kelihatan kalau jokowi sama sekali tidak independen dan kompeten. Beberapa pengamat menilai semua keputusan jokowi masih dikendalikan oleh sang pemilik partai banteng moncong putih megawati soekarno putri.

Dicalonkanya puan maharani sebagai menteri pembangunan manusia juga dinilai tidak efisien sebagai bentuk kabinet ramping. Sebab, hingga saat ini, tugas dan spesialisasi menteri pembangunan manusia ini sama sekali tidak jelas.

lalu berturut turut, berbagai masalah di RI semakin menjadi jadi, mulai dari naik turunya harga BBM seperti yoyo, hingga harga harga bahan pokok tidak terkendali meroket naik tajam. Plus ulah beberapa anggota DPR yang membuat aturan yang terkesan menyengsarakan rakyat kecil.

beberapa hari yang lalu juga terjadi pemblokiran secara sepihak dan tiba tiba oleh menkominfo dan BNPT pada situs situs islam (yang diduga) menndukung isis. beberapa pendukung jokowi mengaku kecewa karena sikap tersebut dinilai arogan, dan sama sekali tidak membela kepentingan umat islam yang notabene agama mayoritas di indonesia. baca: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/04/06/nmdvbr-soal-situs-islam-ini-kekecewaan-besar-pendukung-utama-jokowi

Terakhir, yang membuat masyarakat marah adalah adanya berita mengenai uang muka pembelian kendaraan menjadi Rp 210,890 juta bagi pejabat ditengah penderitaan rakyat pejabat tinggi berpesta pora. Lantas apa kata jokowi, baca: http://nasional.kompas.com/read/2015/04/05/16075971/Jokowi.Salahkan.Kemenkeu.soal.Lolosnya.Uang.Muka.untuk.Mobil.Pejabat. Jokowi mengaku tidak tahu dan tidak membaca isi surat keputusan yang diusulkan oleh menteri keuangan terkait dana uang muka mobil pejabat tersebut.

Masyarakatpun menilai, presiden seperti apa jokowi ini yang suka lempar tanggung jawab dan dengan seenaknya ngomong, bukan urusan saya.

Oleh karena itulah, pada tanggal 20 mei 2015 Gerakan ’20 Mei 2015 Turunkan Jokowi’yang bergulir sejak bulan lalu nampaknya semakin mendapat dukungan luas, khususnya dari kalangan kampus. Dari pantauan di media sosial, kini muncul beragam ekspresi mahasiswa dari berbagai kampus di seluruh Indonesia yang intinya memberi batas waktu kepada Jokowi hingga 20 Mei 2015 untuk melakukan perbaikan.

“INDONESIA BERANTAKAN oleh kepemimpinan yang KONYOL! Jokowi hanya punya waktu sampai 20 Mei 2015!” demikian salah satu cuitan @kammiuinsuka.

Sebelumnya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai perguruan tinggi se-Indonesia juga melakukan hal sama. Mahasiswa menyoroti pemerintahan Jokowi-JK, yang menurut mahasiswa-mahasiswa Indonesia sedang mengalami pergejolakan ekonomi, hukum, hingga sumber daya alam. Mereka juga menilai program nawacita Jokowi -JK, kebijakanya tidak pro rakyat.

Pesan berantai untuk melakukan ‘Gerakan 20 Mei’ pun beredar hingga saat ini. Isinya, mengajak semua elemen kampus untuk turun ke jalan secara besar-besaran. “Seminggu sebelum tanggal 20 Mei, rekan-rekan mahasiswa dari berbagai daerah akan masuk Jakarta untuk bergabung dalam aksi besar-besaran di Istana Negara,” demikian pesan singkat yang disebarkan oleh Progres 98, pekan lalu.

Menurut berbagai informasi, konsolidasi lintas elemen aksi mahasiswa dan rakyat terus bergulir. Perwakilan dari kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang berada di Pulau Jawa dikabarkan akan memasuki Jakarta pada tanggal 18 – 19 Mei.

Progres 98 menyerukan kepada seluruh kalangan pendukung perubahan untuk bersatu mendukung aksi mahasiswa dalam gerakan Kebangkitan Nasional 20 Mei.

“Sudah saatnya seluruh potensi anak bangsa bersatu dan bergerak mengepung Istana Negara melalui aksi damai untuk mendesak Jokowi – JK diturunkan dari kekuasaan,” seruan Progres 98 melalui fan page http://www.facebook.com/progres.98


REFLY HARUN: TIDAK ADA UCAPAN JOKOWI YANG LAYAK DI PERCAYA
Covesia.com - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun mengatakan, tidak ada ucapan Presiden Joko Widodo yang dapat dipegang. Jokowi pun dinilainya sebagai sosok yang mahir dalam mempermainakan sandiwara politik didepan publik.
"Sudah biasa Presiden mengeluarkan Statemen bermata dua. Tidak ada yang bisa dipegang," ucap Refli dalam diskusi di Kantor Pusat YLBHI, Menteng Jakarta Pusat, Sabtu (2/5/2015).
Refly mengatakan keberpihakan Jokowi dalam perkara penegakan hukum di Indonesia, masih diragukan. Pasalnya, Jokowi tidak pernah konsisten dalam setiap mengeluarkan ucapanya sehingga kerap terjadi interprestasi yang oleh para bawahannya dipemerintahan.
"Contoh sederhana, soal 'stop kriminalisasi KPK', tapi di satu sisi dia juga bilang jangan ada sok diatas hukum. Ucapan dia selalu bersayap," kata Refli.
Lebih lanjut Refly mengungkapkan, keseriusan Jokowi menginstruksikan Polri untuk membebaskan Novel Baswedan dari penahanan Polri juga masih diragukan. Mengingat sampai detik ini, Polri tidak mengindahkan perintah presiden.
"Ini tidak lazim, Polri tidak mengikuti instruksi presiden. Atau jangan-jangan sebenarnya Jokowi tidak benar-benar melarang. Masalah besar kita sekarang itu kalau presiden justru mengelabui publik dengan ucapannya," tandasnya.

 




KSPI , Organisasi Buruh Terpopuler Versi Indonesia Indicator

Jakarta,KSPI (03/05/2015)- Buruh adalah kelompok masyarakat yang memiliki jumlah yang besar, riil, dan kuat. Perkembangan teknologi informasi membuat pergerakan buruh begitu cepat terpicu apabila ada hal-hal yang menyangkut dirinya. Jumlah dan kekuatan buruh yang riil sangat rentan dimanfaatkan pihak lain. Situasi ini terlihat pada masa pilpres, di mana kelompok buruh turut memegang peranan penting dalam kampanye pemenangan calon presiden. Respon Presiden Jokowi beberapa hari lalu dengan memberi panggung pada buruh memberikan sentimen positif.
Indonesia Indicator mencatat organisasi buruh yang paling vokal menyuarakan isu buruh dalam pemberitaan adalah KSPI (Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia). KSPI dikutip sebanyak 1.755 pemberitaan di media. “Pemberitaan terkait tuntutan buruh yang diwakili KSPI diantaranya masalah outsourcing dan penolakan besaran persen angka dana pensiun yang ditetapkan pemerintaH,” ujar Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2), Rustika Herlambang saat memaparkan hasil penelitian bertajuk “Buruh: Tuntutan tanpa Henti” di Jakarta, Jumat (1/5).
Presiden KSPI Said Iqbal , Sekjen ITUC Sharen Burrow dan Mr Suzuki dalam peringatan May Day 2015 ( foto : Iwan Bs )
Presiden KSPI Said Iqbal , Sekjen ITUC Sharen Burrow dan Mr Suzuki dalam peringatan May Day 2015 ( foto : Iwan Bs )
Selain KSPI, organisasi buruh lainnya yang paling sering dikutip media adalah Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) sebanyak 1.190 berita, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) 832 berita, Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) 760 berita, Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) 749 pemberitaan, Migrant Care 551, dan masih banyak lagi.
Menurut Rustika, akumulasi ekspose setahun terakhir dikuasai oleh KSPI. Namun demikian, secara eksposure hingga ke berbagai daerah, peran publiknya lebih banyak dikuasai oleh Migrant Care. Ekpose KSPI lebih fokus di Sumatera, Jawa, dan Sulawesi.
Sejalan dengan organisasi buruh yang paling vokal, Presiden KSPI Said Iqbal dinobatkan menjadi tokoh buruh yang paling berpengaruh di media dengan jumlah pernyataan sebanyak 2.564. Posisi berikutnya, Anis Hidayah (Direktur Eksekutif Migrant Care) sebanyak 1.465 pernyataan, Muhammad Rusdi (Sekjen KSPI) 681 pernyataan, Mudhofir (Presiden KSBSI) 631 pernyataan, Andi Gani Nena Wea (Presiden KSPSI) 622, Wahyu Susilo (Analis Kebijakan Migrant Care) 366, dan Iwan Kusmawan (Ketua DPP SPN) 252.
Sementara itu dari isu buruh keseluruhan, berikut urutan influencer tertinggi: Jokowi 3.901 pernyataan, Said Iqbal dan Basuki Tjahaja Purnama 2.045 pernyataan, Hanif Dhakiri 1686 pernyataan, Anis Hidayah dan Yusuf Kalla 1.289, Prabowo 1.057 pernyataan, Rieke Diah Pitaloka 884 pernyataan, serta Nusron Wahid 806 pernyataan.
(http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/05/01/nnnyje-ini-tokoh-dan-organisasi-buruh-terpopuler-versi-indonesia-indicator).

Sebut Buruh Pelayan, KSPI Kecam Sikap Feodal Sofyan Wanandi

Share Button
Jakarta,KSPI (06/05/2015)- Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia mengecam keras ucapan Sofjan Wanandi, mantan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) yang kini menjadi Ketua Tim Ahli Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla,  yang telah merendahkan harkat dan martabat kaum pekerja/buruh sebagai manusia dalam hubungan industrial dengan menyebutnya sebagai Pelayan Pengusaha, yang dimuat oleh salah satu media nasional pada Sabtu, 2 Mei 2015.

Vice Presiden KSPI bidang Pengupahan Sofyan Abdul Latif menyebutkan, pernyataan dan tuntutan kaum pekerja/buruh bukanlah pernyataan dan tuntutan yang tanpa dasar. Ucapan Sofjan Wanandi itu menurut KSPI menunjukkan yang bersangkutan sebagai warga negara Indonesia tak paham dengan Konstitusi Negaranya sendiri, khususnya Pasal 33 ayat (1) Jo Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 28D ayat (2) Undang Undang Dasar 1945.

“Sofjan Wanandi lupa, sebanyak apa pun modal dan secanggih apa pun teknologi yang dimiliki pengusaha, tapi tanpa sentuhan tangan-tangan terampil dan otak-otak cerdas kaum pekerja/buruh, tak ada arti apa-apa modal dan teknologi tersebut.” Ujar Sofyan Abdul Latief dalam keterangan tertulisnya kepada media, Rabu (06/05/2015).

Sofyan Abdul Latief juga mengatakan, pendiri Republik Indonesia tercinta ini, telah merumuskan dan menetapkan sistim ekonomi bangsa ini, termasuk sistem ekonomi dalam hubungan industrial adalah berbasis kepada Pasal 33  (1), yang dalam penjelasannya menyebutkan : Produksi dilakukan oleh semua untuk semua di bawah pimpinan. Kemakmuran bersama yang diutamakan, bukan orang per orang. Pasal 33 ayat (1) ini berhubungan langsung dengan Pasal 27 ayat (2) yang menyebutkan ; Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.   Selanjutnya dalam Pasal 28D ayat (2) disebutkan ; Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan industrial.

Berbasis kepada ke 3 Pasal dalam UUD 1945 tersebut, tersirat makna, bahwa pada hakekatnya perusahaan adalah usaha bersama antara pengusaha sebagai pemilik modal serta teknologi dan pekerja/buruh sebagai pihak yang menjalankan dan mengembangkan  modal dan teknologi tersebut dengan tenaga, pikiran dan segenap kompetensi yang dimilikinya. Pengusaha dan pekerja/buruh sama-sama bekerja sesuai fungsi dan perannya masing-masing dengan satu tekad dan tujuan keuntungan perusahaan dan kesejahteraan bersama. Hakekat ini sejalan dan senafas dengan jiwa dan semangat gotong royong sebagaimana maksud yang terkandung dalam Pasal 33 ayat (1) UUD 1945, yang merupakan modal sosial terbesar bagi pembangunan ekonomi bangsa Indonesia.

“Dengan berlandaskan amanat dan perintah Konstitusi Negara tersebut di atas, maka barang siapa yang memposisikan kedudukan kaum pekerja/buruh Indonesia sebagai Pelayan Pengusaha, adalah suatu penghinaan dan pengingkaran terhadap amanat dan perintah UUD 1945.” Tekannya.

Untuk itu, Sofyan Abdul Latief pun menekankan, dalam menghadapi arus liberalisasi pasar global, seharusnya dilakukan penguatan kemitraan yang setara antara pengusaha dan kaum pekerja/buruh, bukan sebaliknya. Sebab dengan menggunakan rumus apa pun, tak bisa diingkari, bahwa peran dan partisipasi kaum pekerja/buruh dalam pembanguna ekonomi bangsa adalah suatu keniscayaan.  Partisipasi dan kontribusinya dalam pembangunan ekonomi bangsa nyata, bukan dusta.
Sementara itu, Vice Presiden KSPI bidang Advokasi Widadi WS juga menyatakan, Bahwa dalam perjalanan Negeri ini baik pra kemerdekaan sampai pasca kemerdekaan. Peran dan jasa yang telah dipersembahkan kaum buruh adalah fakta yang tak terbantahkan.
Menurut Widadi, statement Sofyan Wanandi dapat mengundang para Whistle Blower untuk memprovokasi masa buruh dan hal itu bisa menjadi sangat berbahaya. Sebab pada situasi dengan gap antara si Kaya dan Miskin yang semakin melebar, sementara kendali pemerintah untuk mengatasi efek dari kebijakan ekonomi sudah mandul alias tidak bertanggungjawab maka kondisi emosional masyarakat sangat rentan untuk dikipas-kipas.
“Sofyan dengan “sengaja” ingin menciptakan suasana “memelihara permusuhan” antara Kaum Buruh dengan Kelompok Pengusaha yang sudah terbiasa mendapat “kemudahan” dari penguasa.” Sebut Widadi.
Sehingga,lanjut Widadi, dengan demikian Sofyan Wanandi dirinya merasa “HALAL” untuk berbuat apa saja dengan tanpa menyadari bahwa makna dan pesan dari pada statemennya adalah: Pertama, Bahwa Republik ini tanpa peran dan jasa “pengusaha” tidak akan pernah ada, Kedua,bahwa ingin pengakuan atau bahkan menyatakan bahwa Republik ini yang membiayai adalah “para pengusaha”.
“Ketiga,Bahwa karena itu para pengusaha “Merasa Lebih Berhak” untuk mengatur republik dan segala isinya. Dan yang paling berbahaya adalah memicu krisis atau sentimen etnis tertentu. Ini sangat berbahaya jika dihembuskan ke akar rumput.” Cetus Widadi.
Oleh karenanya KSPI mengingatkan kepada pemerintah yaitu meminta kepada Wakil Presiden RI Jusuf Kalla agar mengusir keluar para pembantunya yang hanya menambah kinerja pemerintah menjadi semakin kusut.
“Istana Wapres harus segera membuat permintaan maaf atas statemen Kepala Staf ahli Ekonominya dan harus menyebutkan jikalau hal itu bukanlah statemen resmi yang dikeluarkan dengan mengatasnamakan Wapres.”Tegasnya.
“Terakhir buat pak Jokowi segera bertindak cepat dan nyata untuk merealisasikan janji politiknya.” Demikian Widadi.

KSPI : Tanpa Buruh Pengusaha Bukan Apa-Apa

Share Button
Jakarta, KSPI (07/05/2015)Wakil Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Bidang Pengupahan Sofyan Abdul Latif mengatakan buruh bukanlah “pelayan pengusaha” melainkan “mitra yang setara dengan pengusaha” dalam membangun perekonomian Indonesia.
Tema May Day 2015
Tema May Day 2015
“Sebanyak apa pun modal dan secanggih apa pun teknologi yang dimiliki pengusaha, tanpa sentuhan tangan-tangan terampil dan otak cerdas pekerja, tidak akan berarti apa-apa,” kata Sofyan Abdul Latif melalui siaran pers diterima di Jakarta, Kamis (7/5/2015).
Sofyan mengatakan pernyataan dan tuntutan pekerja dan buruh di Indonesia yang selama ini disuarakan bukanlah tanpa dasar. Pernyataan dan tuntutan tersebut dilindungi oleh Undang-Undang Dasar 1945, khususnya Pasal 33 Ayat (1), Pasal 27 Ayat (2) dan Pasal 28D Ayat (2).
Bagian penjelasan Pasal 33 Ayat (1) menyebutkan produksi dilakukan oleh semua untuk semua untuk membangun kemakmuran bersama bukan orang per orang. Sedangkan Pasal 27 Ayat (2) berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
Pasal 28D Ayat (2) justru secara spesifik menyebut mengenai hubungan industrial. Pasal tersebut berbunyi “Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan industrial”.
“Tersirat makna bahwa pada hakikatnya perusahaan adalah usaha bersama antara pengusaha sebagai pemilik modal dan teknologi dengan pekerja atau buruh yang menjalankan dan mengembangkan modal dan teknologi dengan tenaga, pikiran dan kemampuan yang dimiliki,” tuturnya.
Karena itu, menurut Sofyan, pengusaha dan pekerja sama-sama bekerja sesuai fungsi dan peran masing-masing dengan satu tekad dan tujuan, yaitu keuntungan perusahaan dan kesejahteraan bersama. Hakikat itu sejalan dan senafas dengan jiwa dan semangat gotong royong sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi modal sosial terbesar untuk membangun perekonomian bangsa Indonesia.
“Pendiri republik ini telah merumuskan dan menetapkan sistem ekonomi bangsa, termasuk sistem ekonomi dalam hubungan industrial. Karena itu, siapa pun yang menempatkan pekerja sebagai ‘pelayan pengusaha’, berarti mengingkari amanat dan perintah Konstitusi,” katanya. (http://wartaekonomi.co.id/read/2015/05/07/56299).

KSPI: Partisipasi Buruh Dalam Pembangunan Ekonomi Itu Nyata Bukan Dusta

Share Button
Jakarta, KSPI (07/05/2015) –
End Corporate Greed, Salah satu tema Peringatan May Day 2015 ( foto : ITUC )
End Corporate Greed, Salah satu tema Peringatan May Day 2015 ( foto : ITUC )
Wakil Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Bidang Pengupahan Sofyan Abdul Latif mengatakan penguatan kemitraan yang setara antara pengusaha dan pekerja harus diperkuat dalam menghadapi arus liberalisasi pasar global.
“Peran dan partisipasi kaum pekerja dalam pembangunan ekonomi suatu bangsa adalah suatu keniscayaan yang tidak bisa diingkari. Partisipasi kaum pekerja adalah nyata, bukan dusta,” kata Sofyan Abdul Latif dalam siaran pers diterima di Jakarta, Kamis (7/5/2015).
Sofyan mengatakan para pendiri republik telah merumuskan dan menetapkan sistem ekonomi negara Indonesia, termasuk hubungan antara pengusaha dan kaum pekerja. Hal itu tercantum dalam Pasal 33 Ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945.
Pasal tersebut berbunyi “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.” Sedangkan bagian penjelasan Pasal 33 Ayat (1) menyebutkan produksi dilakukan oleh semua untuk semua untuk membangun kemakmuran bersama, bukan orang perorang.
“Tersirat makna bahwa pada hakikatnya perusahaan adalah usaha bersama antara pengusaha sebagai pemilik modal dan teknologi dengan pekerja atau buruh yang menjalankan dan mengembangkan modal dan teknologi dengan tenaga, pikiran dan kemampuan yang dimiliki,” tuturnya.
Karena itu, menurut Sofyan, pengusaha dan pekerja sama-sama bekerja sesuai fungsi dan peran masing-masing dengan satu tekad dan tujuan, yaitu keuntungan perusahaan dan kesejahteraan bersama. Hakikat itu sejalan dan senafas dengan jiwa dan semangat gotong royong sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi modal sosial terbesar untuk membangun perekonomian bangsa Indonesia.
“Buruh bukanlah ‘pelayan pengusaha’ melainkan ‘mitra yang setara dengan pengusaha’ dalam membangun perekonomian Indonesia,” katanya. (http://wartaekonomi.co.id/berita56303).

 





 
 
 
 
 Tema May Day 2015